Piala Menpora 2021 Jawab Tantangan Gelar Sepakbola Saat Pandemi

Piala Menpora 2021 Jawab Tantangan Gelar Sepakbola Saat Pandemi

Muhammad Robbani - Sepakbola
Senin, 26 Apr 2021 21:30 WIB
Pemain Persija Jakarta merayakan gol yang dicetak Osvaldo Hayy (kedua kanan) ke gawang Persib Bandung pada pertandingan leg dua Final Piala Menpora di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/4/2021).  ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.
Piala Menpora 2021, menjawab tantangan sepakbola di era pandemi virus corona (ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)

Ongkos penyelenggaraan yang membengkak

Gelaran Piala Menpora disiapkan dengan cara yang berbeda tak seperti biasanya. Sebab Polri mau sepakbola menerapkan protokol kesehatan ketat demi mencegah terciptanya klaster penyebaran virus corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak boleh ada penonton untuk menyaksikan pertandingan secara langsung. Jangankan datang ke stadion, mendekat ke arena pertandingan saja dilarang. Termasuk nobar atau yang sifatnya menciptakan kerumunan.

Jumlah orang yang bisa masuk ke stadion dibatasi maksimal 299 orang saja. Termasuk pemain hingga jurnalis, semua wajib menjalani tes swab antigen untuk membuktikan diri terbebas dari COVID-19 sebagai syarat masuk stadion.

ADVERTISEMENT

Adapun biaya tes COVID-19 menjadi tanggungan penyelenggara. Klub tak dibebani biaya lebih untuk kewajiban tes swab.

Artinya, ongkos penyelenggaraan sepakbola di masa pandemi mengalami pembengkakan. PSSI, PT LIB, dan klub pun harus memutar otak untuk mengakali neraca keuangan karena terputusnya sumber pendapatan dari penjualan tiket.

Untuk Piala Menpora, klub-klub ditawarkan untuk 'membawa diri' saja. Setiap klub diberikan dana Rp 100 juta untuk akomodasi menuju empat lokasi penyelenggaraan yakni; Stadion Si Jalak Harupat, Stadion Manahan, Stadion Maguwoharjo, dan Stadion Kanjuruhan.

Biaya hotel menginap pun juga ditanggung penyelenggara. Selain itu klub juga dijanjikan match-fee sebesar Rp 250 juta untuk dibagi ke dua klub dalam satu pertandingan. Rinciannya; Rp 150 juta untuk tim pemenang, Rp 100 juta untuk tim yang kalah, atau masing-masing Rp 125 juta jika laga berakhir imbang.

Kalau dihitung-hitung, tawaran match fee hingga akomodasi dari pihak penyelenggara terbilang pas-pasan bahkan tak cukup buat beberapa klub. Di sisi lain, sponsor pihak klub belum tentu mencairkan dananya untuk Piala Menpora.

"Dari segi akomodasi dan transportasi kan kami akomodir. Match fee juga dapat. Mungkin yang ditanggung sendiri oleh klub itu extra-extra lainnya karena setiap klub kan beda-beda. Jadi mereka punya cara sendiri-sendiri," tutur Lukita.

"Kamu bisa lihat juga, sponsor klub masih nempel di jersey masing-masing. Itu salah satu pendapatan yang bisa membantu klub survive dalam kondisi pandemi ini."

"Klub tetap ada sponsor. Nah dengan adanya Piala Menpora bergerak ini kan sponsor juga bergerak untuk memantapkan diri mendukung dengan angka bargaining yang lebih baik karena Liga 1 dan Liga 2 sudah siap digulirkan. Jadi ini kepastian bagi para sponsor itu," ucap Lukita yang merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Tawaran match fee, akomodasi, dan hotel jelas tak membuat semua klub puas. Persipura Jayapura misalnya yang keberatan dengan jumlah akomodasi yang ditawarkan.

"Bantuan biaya transportasi sebesar Rp 100.000.000 sangat jauh dari nilai yang akan kami keluarkan sebagai biaya transportasi. Kami pergi dan pulang lokasi home Piala Menpora 2021, biaya yang kami keluarkan untuk perjalanan pergi pulang berkisar Rp 320.000.000. Untuk itu, terkait bantuan transportasi kami menawarkan 2 opsi kepada OC, yaitu memenuhi kebutuhan biaya tersebut (Rp 320.000.000) atau membelikan tiket serta membayar bagasi kami," begitu bunyi surat Persipura bernomor 004/PT.PP/II/2021 pada 24 Februari.

Pada akhirnya Persipura memutuskan tak ambil bagian dan klub peserta Piala Menpora pun berkurang satu, menjadi 17.


Hide Ads