Tantangan sepakbola Indonesia di masa pandemi COVID-19
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena dalam situasi yang berbeda, para pejabat teras sepakbola Indonesia pun sibuk memantau kelancaran turnamen ini. Satu hari bisa di Kota penyelenggara A, beberapa jam kemudian sudah pindah ke lokasi penyelenggara B.
Semua harus dipantau betul, jangan sampai ada pelanggaran protokol kesehatan yang bisa mengancam izin perizinan turnamen. Apalagi, kesuksesan Piala Menpora ini akan menentukan nasib Liga 1 dan Liga 2.
"Mau nggak mau setiap hari harus bangun pagi untuk persiapan. Jangan sampai ada hal yang tak diinginkan. Sejauh ini kami sudah punya hasil yang cukup bagus," kata Lukita.
"Saya sendiri juga setiap hari swab-test (antigen). Pada saat misalnya saya kena (COVID-19) ya harus istirahat, mudah-mudahan sih nggak kena. Saya berani jalan karena ada hasil tes. Jadi benar-benar dipantau, termasuk semua OC yang terlibat itu juga harus swab, kalau tidak saya tidak izinkan untuk semua kegiatan apapun," ujarnya soal kedisiplinan penerapan prokes.
Belum sempurna, tapi bisa dimaklumi
Sebagai ajang sepakbola pertama setelah vakum setahun, tak mudah untuk menjalankannya dengan sempurna. Salah satunya soal kualitas penyelenggaraan yang tak sedikit mendapat kritikan.
Misalnya kualitas lapangan yang memburuk akibat terlalu sering dipakai pertandingan. Dengan format home-tournament, penyelenggaraan cuma digelar di empat tempat saja.
Lapangan Stadion Maguwoharjo yang dikenal istimewa pun terlihat tak sebagus biasanya. Maklum, frekuensi penggunaan lapangan menjadi lebih sering dari biasanya.
"Saya bukan ahli rumput nih. Tapi menurut beberapa masukan memang berkurang kualitasnya. Karena setahun tak pernah dipakai mungkin. Tapi menurut saya sudah cukup baik untuk pramusim ini, sudah representatif. Tidak jelek-jelek amat. Menurut saya oke. Di liga harus lebih bagus lagi nanti," ucap Lukita.
"Kami punya tim verifikasi (stadion), ini pun kami ada tim verifikasi untuk Piala Menpora . Saya juga kan keliling stadion untuk mengecek stadion sebelum Piala Menpora. Sejauh ini sih memenuhi syarat semua," ucapnya.
Dengan segala tantangannya di tengah pandemi COVID-19, Panitia Pelaksana (OC) dan PSSI sudah menyelenggarakan gelaran sepakbola dengan cukup baik. Sayang hal ini tercoreng dengan ulah suporter dari kubu Persija dan Persib seusai laga final leg kedua.
Oknum suporter Persib menyerang Graha Persib seusai kalah dua kali dari Persija. Sementara suporter Persija merayakan kemenangan dengan berkonvoi di jalan-jalan ibu kota.
Semoga saja insiden serupa tak terjadi lagi jika nantinya Liga 1 2021 benar-benar bergulir Juli nanti.
(mrp/krs)