Tunggakan Gaji Klub Liga 2, Masalah Klasik yang Dibiarkan Setiap Musim

Tunggakan Gaji Klub Liga 2, Masalah Klasik yang Dibiarkan Setiap Musim

Muhammad Robbani - Sepakbola
Senin, 27 Sep 2021 17:15 WIB
Logo Persis Solo
Liga 2 sudah berjalan, ada beberapa klub yang masih menunggak gaji. (Foto: dok.internet)
Jakarta -

Penunggakan gaji hampir selalu menghiasi gelaran Liga 2. Musim ini hal yang sama juga kembali terulang karena empat klub plus Persis Solo masih menunggak.

PSKC Cimahi, Persijap Jepara, Kalteng Putra, dan Persekat Kabupaten Tegal disebut masih menahan hak para pemainnya yang tertunggak. Hal itu diungkapkan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) dalam rilisnya pada, Minggu (26/9/2021). Khusus Kalteng, kabarnya akan melunasi utangnya pada, Senin (27/9).

Sementara itu, Liga 2 sudah menggulirkan dua pertandingan dengan mempertemukan Persis Solo Vs PSG Pati dan PSCS Cilacap Vs PSIM Yogyakarta pada, Minggu (26/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), hingga Kemenpora tak mempermasalahkan tunggakan gaji para kontestan Liga 2. Buktinya, Liga 2 sudah mereka buka tanpa memperdulikan jeritan para pemain yang keringatnya tak dibayar.

Baik PSSI, PT LIB, dan Kemenpora, sama sekali tak menyinggung masalah ini ketika memberikan keterangan pers seusai laga Persis Vs PSG Pati. Menpora Amali misalnya yang cuma bicara masalah protokol kesehatan di Liga 2 2021.

ADVERTISEMENT

Tak ada kesempatan wartawan yang ikut secara virtual untuk menanyakan komitmen penyelenggara hingga pemerintah terkait tunggakan di Liga 2. Sementara itu wartawan yang datang langsung hanya diberikan sekali kesempatan mengajukan satu pertanyaan terkait laga pembuka.

Sementara PT LIB terkesan lepas tangan dan meminta untuk menanyakan ke APPI saja terkait masalah tunggakan gaji tim-tim Liga 2. Padahal, operator kompetisi punya peran besar terhadap masalah ini.

"Coba ditanyakan ke APPI. Ada surat terbaru dari mereka," ujar Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita saat dikonfirmasi detikSport.

APPI menegaskan bahwa belum ada update terbaru. Empat klub plus Persis Solo masih menunggak gaji alias belum lunas.

"Sampai saat ini belum, kalau ada yang bilang sudah lunas itu tidak benar ya," ucap Deputi Plt Sekjen APPI Gotcha Michel saat dikonfirmasi detikSport.

Begitu juga dengan PSSI yang memilih bungkam. Sekjen PSSI Yunus Nusi tak merespons pertanyaan tentang Liga 2 2021 yang tetap bergulir dan membiarkan klub penunggak ikut serta.

Pengaruh absennya BOPI

Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) pernah menjadi penentu gelaran sepakbola, baik itu Liga 1 maupun Liga 2. BOPI tak segan-segan menahan rekomendasi kompetisi kalau masih ada klub yang bermasalah dengan tunggakan gaji.

Pada 2020 misalnya, BOPI tak merekomendasikan Liga 2 karena masalah ini. Tapi Kemenpora mengabaikan sikap BOPI dan malahan Menpora Zainudin Amali membuka gelaran Liga 2 2020 di Balikpapan.

Kini BOPI sudah resmi dibubarkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada akhir 2020 lalu. Masalah klasik penunggakan gaji di Liga 2 menjadi kian rumit.

APPI sadar tugas mereka makin berat dengan dibubarkannya BOPI. Putusan NDRC diabaikan, klub penunggak tetap bisa mendaftarkan pemain, dan kompetisi Liga 2 tetap lanjut.

"Tentunya yang kami harapkan ada eksekusinya dari PT LIB, bisa menahan klub yang belum bisa menyelesaikan tunggakan. Kalau selalu seperti ini sampai kapan? Untuk teman-teman, walau tidak ada BOPI harus tetap optimistis," kata Wakil Presiden APPI Andritany Ardhiyasa pada 13 Agustus lalu.

Liga 2 tak dipantau AFC/FIFA

Berbeda dengan Liga 1, masalah penunggakan gaji di Liga 2 tak diawasi oleh AFC/FIFA. Ada kesan klub bermasalah hingga penyelenggara cuek dengan isu ini sehingga masalah serupa terus berulang setiap musimnya.

Klub-klub Liga 1 juga sempat bermasalah, namun mereka semua membereskannya sehari sebelum kick off. PSM Makassar misalnya yang melunasi semua tunggakannya pada 26 Agustus atau tepat sehari sebelum kick off Liga 1 yang jatuh pada 27 Agustus.

"Kalau yang Liga 1 insyaallah aman, yang ribet nanti Liga 2 karena tidak di bawah pantauan AFC/FIFA," kata Plt. General Manager APPI M.Hardika Aji pada 26 Agustus lalu.

Tunggakan Rp 2,3 Miliar Persis Solo

Selain empat klub di atas, ada juga Persis Solo yang digugat 18 pemain karena masalah serupa. Khusus Persis, gugatan 18 pemain belum diputuskan National Dispute Resolution Chamber (NDRC) Indonesia.

NDRC belum melanjutkan perkara Persis karena hanya 7 pemain yang memiliki salinan kontrak. Sementara 11 pemain lainnya tak punya salinan kontrak sebagai bukti bahwa gaji mereka tertunggak.

APPI dalam keterangannya pernah mengungkapkan bahwa 11 pemain Persis ini memang tak mendapat salinan kontrak dari Persis. Sementara NDRC teguh pada pendiriannya hanya bisa memproses gugatan pemain yang punya salinan kontrak.

Pada perjalanannya, APPI tetap mengupayakan 18 pemain Persis bisa menggugat ke NDRC. APPI mengakali situasi dengan meminta salinan kontrak ke PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Sebagai informasi, salinan kontrak menjadi salah satu syarat klub untuk mendaftarkan pemainnya ke PT LIB. Jadi, operator punya peran krusial dalam membereskan masalah rumit tentang tunggakan 18 pemain Persis ini.

Hanya saja, menurut pengakuan APPI, operator kompetisi tak bersikap kooperatif. Salinan kontrak yang diminta APPI tak kunjung diberikan oleh PT LIB sehingga masalah tunggakan gaji pemain Persis jalan di tempat.

Adapun manajemen baru Persis bersikeras bahwa tunggakan adalah tanggung jawab manajemen lama. Sebagaimana diketahui Persis diambil alih Kaesang Pangarep dari Vijaya Fitriyasa.

"APPI juga kembali mengingatkan bahwa klub Persis Solo, yang akan membuka kompetisi Liga 2 pada hari ini, masih juga belum menyelesaikan tunggakan gaji pemain nya. Ke-18 pesepakbola yang masih ditunggak oleh Klub Persis Solo tersebut, masih terkatung-katung nasibnya dikarenakan tidak memiliki salinan kontrak sehingga gugatan mereka terhadap Klub Persis Solo di NDRC Indonesia, masih belum dapat diterima," tulis pernyataan APPI soal Persis Solo pada 26 September.

Mengenai tunggakan gaji Liga 2, PSSI memberi keterangan. Itu disampaikan oleh Sekjen PSSI, Yunus Nusi,

"Semua klub sudah buat surat ke LIB untuk menahan dana subsidi klub. Klub sudah sepakat akan dimediasi oleh PSSI, LIB, dan APPI terkait penyelesaian teknis pembayaran," kata Yunus Nusi kepada detikSport.


Hide Ads