CEO Kalteng Putra Angkat Bicara Soal Tunggakan Gaji & Tuan Rumah Liga 2

CEO Kalteng Putra Angkat Bicara Soal Tunggakan Gaji & Tuan Rumah Liga 2

Muhammad Robbani - Sepakbola
Selasa, 21 Sep 2021 21:55 WIB
CEO Kalteng Putra Agustiar Sabran
CEO Kalteng Putra Agustiar Sabran, bicara mengenai tunggakan gaji dan tuan rumah Liga 2. (Foto: detikcom/Muhammad Robbani)
Jakarta -

CEO Kalteng Putra, Agustiar Sabran, angkat bicara setelah klubnya disorot terkait masalah tunggakan gaji dan menjadi tuan rumah fase grup Liga 2 2021.

Kalteng Putra divonis NDRC pada Maret 2020 karena menunggak gaji terhadap 26 pemainnya dari musim 2019. Sampai saat ini para pemain masih menagih Kalteng Putra untuk memberikan hak mereka.

Ketika masalah itu belum beres, Kalteng Putra mencalonkan diri menjadi tuan rumah bersama 10 klub lainnya. Pada akhirnya, mereka terpilih menjadi salah satu tuan rumah bersama Sriwijaya FC, Martapura Dewa United, dan Persis Solo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalahnya, tuan rumah harus mengeluarkan uang lebih ketika terpilih menjadi tuan rumah. Salah satunya menyediakan transportasi lokal hingga merekomendasikan lapangan latihan dan hotel buat para klub-klub tamu.

Di sisi lain, PT Liga Indonesia Baru (LIB) hanya memberikan subsidi sebesar Rp 400 juta buat klub tuan rumah. Sisanya, segala operasional klub peserta ditanggung oleh tuan rumah.

ADVERTISEMENT

Eks pemain-pemain Kalteng pun melancarkan sindiran keras di media sosial. Salah satunya I Gede Sukadana yang geram hak mereka belum lunas, tapi klub mengeluarkan dana lebih untuk menjadi tuan rumah Liga 2.

"Masalah tuan rumah dan tunggakkan gaji ini hal berbeda, setahu saya ada 11 klub yang mengajukan. Kami juga koordinasi untuk dengan PT LIB sama PSSI. Mereka juga kan datang ke sana (untuk verifikasi) untuk dilihat tempat kami layak atau tidak," kata Agustiar Sabran saat ditemui detikSport, Selasa (21/9/2021).

"Kami mengajukan juga demi mempromosikan tempat kami dan menunjukkan antusiasme sepakbola di sana. Secara geografis juga Kalteng juga baik," ujarnya menjelaskan.

Suami dari Putri Kalimantan Kalteng Thisia Halijam itu punya alasan terkait tunggakan gaji ke para mantan pemainnya. Ia membantah klubnya terkendala masalah finansial sebagai sebabnya.

Ia menegaskan bahwa klubnya tak punya kesulitan finansial. Klaimnya, Kalteng Putra sempat menjadi klub dengan bayaran tertinggi saat masih di Liga 1 2019.

"Kami mengakui salah dan sudah mendapat hukuman tidak boleh belanja pemain. Terus kenapa kami nggak bayar? Ada sebab-akibat. Salah satunya soal kami yang dari Liga 1 lalu terdegradasi ke Liga 2. Ada hal yang tidak bisa saya ceritakan di sini. Bukan karena masalah finansial, " ucapnya.

"Materi kami cukup baik saat itu tapi turun ke Liga 2. Gaji kami pun salah satu yang lumayan nomor 3-4 di Indonesia saat itu. Tapi saya tak menyalahkan siapa-siapa, meski saya menjadi down. Pelajarannya harus lebih hati-hati lagi kalau memilih pemain, harus dilihat attitude-nya," tuturnya.

Siap menjadi tuan rumah yang baik

Dijelaskan Agustiar Sabran, Kalteng Putra akan melayani klub tamu dengan baik. Mereka tergabung di Grup D bersama Persiba Balikpapan, Mitra Kukar, Sulut United, PSBS Biak, dan Persewar Waropen.

Kalteng bertekad untuk memberikan pelayanan ekstra. Tak cuma sekadar menyediakan transportasi atau merekomendasikan lapangan dan hotel.

"Selain itu kami juga ditunjuk mungkin karena pertimbangan lain, karena kami juga memberikan kemudahan kepada peserta. Karena kami sadar kondisi ekonomi saat ini. Contohnya tempat latihan akan kami kasih free, ongkos operasional."

"Biasanya kan transportasi bayar sendiri, ini kami sediakan. Hotel juga kami bantu minta diskon dengan meminta bantuan ke pemda," ucap anggota Komisi III DPR RI itu.

Tunggakkan gaji sudah selesai

Terakhir, Agustiar Sabran menegaskan bahwa masalah penunggakkan gaji sudah selesai. Ia menyebut bahwa pihaknya tak akan berani mengajukan menjadi tuan rumah tanpa menyelesaikan itu.

Sebelumnya, PT LIB sempat membuat pernyataan bahwa peserta Liga 2 adalah klub-klub yang terbebas dari masalah, salah satunya utang ke pemain. Tak hanya larangan berkompetisi, status tuan rumah juga bisa diserahkan ke klub lain jika masih ada masalah yang belum selesai.

Manajemen klub sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait tunggakan ini. Mereka menjamin bakal bisa ikut berkompetisi pada Liga 2 mendatang.

"Karena kami terhukum maka pemain Kalteng itu pakai pemain yang lama. Setelah kami turun ke Liga 2, sudah sempat membeli pemain baru sebelum hukuman (NDRC) jatuh. Makanya kami menggunakan pemain yang lama." tutur Agustiar Sabran.

"Kami berkoordinasi dengan Sekjen (PSSI, Yunus Nusi), dia bilang kami harus menjalankan kewajiban. Kami tak bisa berkilah apapun alasannya. Tanya saja ke PSSI buat lebih jelasnya. Mereka seharusnya lebih tahu karena sudah menunjuk kami menjadi tuan rumah."

"Sekarang sudah tak ada masalah (gaji). Masalah tunggakan, kan sudah ada statement dari PSSI bahwa kewajiban itu sudah harus ditunaikan sebelum kick off. Kami tahu nggak boleh lari dari tanggung jawab dari kewajiban," ucapnya mengakhiri.


Hide Ads