Gelombang protes suporter PSS Sleman masih belum usai. Demi Liga 1, Sleman Fans diminta untuk menahan diri terlebih dahulu.
Tuntutan agar Dirut PT PSS Marco Gracia Paulo, pelatih Dejan Antonic dan pemain Arthur Irawan didepak dari skuad Super Elang Jawa masih terus disuarakan pendukung PSS.
Berulang kali aksi protes itu dilancarkan. Mulai dari menyerbu Omah PSS hingga menggeruduk ke Bandung. Tindakan ini tentu mengakibatkan kerumunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbaru, suporter PSS mendatangi Solo yang jadi salah satu venue laga seri kedua BRI Liga 1 2021/22. Kejadian tersebut terjadi ketika Laskar Sembada melawan Barito Putera, beberapa hari lalu.
Padahal PT Liga Indonesia Baru dengan tegas telah mengeluarkan aturan agar suporter tidak datang. Tentu hal ini bisa berimbas pada tim bahkan keberlanjutan liga.
Pengamat hukum olahraga nasional Eko Noer Kristiyanto, atau yang akrab disapa Eko Maung juga angkat bicara soal kerumunan Sleman Fans.
"Sleman ini harus diakui ya merupakan kelompok suporter yang mampu memerankan sebagai kelompok penekan. Cuma saya pikir kalau ada hal-hal di luar batas seperti lagi prokes," kata Eko Maung di tayangan Youtube Bobotoh TV, Senin (18/10/2021).
"Anda bayangkan di masa pandemi seperti ini melakukan mobilisasi dari kota yang jauh antarprovinsi. Mereka demo, berkerumun, dan ada juga tanpa masker dan tidak prokes. Saya pikir ini harus diingatkan juga karena buka masalah sepele," kata dia menambahkan.
Adanya mobilisasi massa di tengah pandemi, kerumuman tanpa mempedulikian prokes jelas jadi sorotan pemerintah.
"Memang dari teori gestur publik pihak yang berwenang bisa melarang atau diam. Namun, dalam diam mereka bisa mengeluarkan keputusan sanksi berat, misalnya kompetisi dihentikan satu-dua minggu," kanya.
Eko Maung berharap suporter PSS lebih rasional, membatasi diri di masa pandemi. Seperti apa yang terjadi di Bandung.
"Jadi kelakuan atau suatu hal di satu kota imbasnya bisa keseluruhan. Kita tak mau Bandung, Sleman atau Solo dianggap sebagai biang keladi oleh suporter lain. Mari kita selesaikan liga saat ini, dan melihat dinamika di musim depan," tutupnya.
Sementara itu, Dirut PT LIB Akhmad Hadian Lukita meminta para suporter agar lebih dewasa. Ia mengingatkan imbas kerumunan suporter itu bisa menyebabkan liga dihentikan.
"Para suporter harus lebih dewasa agar liga bisa terus jalan. Karena apabila ada kerumunan yang mengakibatkan klaster baru, apalagi ada kerusuhan, liga bisa dihentikan pemerintah," kata Lukita kepada wartawan, Senin (18/10).
Khusus kasus Sleman Fans yang datang ke Bandung maupun Solo, Lukita telah berkomunikasi dengan PSS.
"Sudah dikomunikasikan ke berbagai pihak terutama klub sebagai yang berhubungan langsung dengan suporter," kata Lukita.
(cas/aff)