Seri ketiga BRI Liga 1 2021 kemungkinan batal digelar di Klaster Jawa Timur. Konflik antar-suporter dari klub-klub Jatim merupakan salah satu pertimbangannya.
Jatim merupakan salah satu klaster yang disiapkan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai lokasi sentralisasi Liga 1 2021. Hanya saja, ada banyak kendala yang akan dihadapi jika menggelar pertandingan di sana.
Misal, beberapa klub tak bisa main di kota tertentu. Sebut saja Persebaya Surabaya yang tak bisa main di Malang atau sebaliknya yakni Arema FC tak bisa ditempatkan memainkan laganya di Surabaya.
Selain itu, di Liga 1 2021 ini tak ada klub yang akan bermain di kandang atau asal daerah tim tersebut. Sementara itu, Jatim adalah penyumbang peserta Liga 1 paling banyak dengan jumlah lima klub.
Belum lagi potensi konflik Persebaya dengan beberapa kelompok suporter klub asal Jatim lainnya. Memainkan laga Liga 1 di tengah pandemi di Jatim pun dinilai LIB bisa menimbulkan resiko.
Belum lama ini kekhawatiran PT LIB itu sudah terbukti. Bus tim Arema diserang oleh oknum suporter Persebaya.
"Ini sedang diolah, algoritma di Jawa Timur ini banyak handicap-nya. Kami coba plotting klub di kota-kota Jatim, ternyata ada banyak klub yang dari Jatim," kata Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita saat ditemui belum lama ini.
"Persib atau Persebaya nggak mungkin main di Malang. Persebaya juga ada beberapa kota-kota potensi (konflik), masa (Persebaya) main di Madura terus? Kami punya sistem memasukkan data, klub 'ini' nggak bisa main di kota 'ini', dimasukin nggak bisa terus," ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, bukan tak mungkin PT LIB akan membatalkan klaster Jatim. Sementara lokasi penggantinya juga menjadi pembahasan.
Adapun Seri 3 akan digelar setelah pekan ke-11 yang menjadi matchday terakhir Seri 2. Mengingat Seri 2 sudah masuk pekan 9, kemungkinan penentuannya akan diumumkan dalam waktu dekat.
"Ada juga big match, ada Arema Vs Persib (di Seri 3). Ini yang harus kami pikirkan, apakah Seri 3 apakah tetap di Jawa Timur atau tidak? sedang kami pertimbangkan," tutur Lukita.
"Bisa jadi batal, karena banyak kendalanya. Mungkin bisa balik ke Jawa Tengah. Bisa balik ke Jakarta atau provinsi lain," ucapnya.
(aff/krs)