Badan usaha milik desa (BUMDes) di Klaten, Jawa Tengah, mempunyai usaha tak biasa. Mereka mengeloa sekolah sepakbola berbagai kelompok usia.
Selama ini identik bergerak di sektor ekonomi, tapi BUMDes Gema Jaya Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, yang memilih mendirikan sekolah sepak bola (SSB) profesional. Sejak dirintis setahun lalu, siswa mencapai puluhan orang di berbagai tingkatan usia.
"Di SSB yang kami kelola ini dari berbagai tingkatan usia ada. Ada U-8, 10, 13, dan 15," ungkap Direktur BUMDes Gema Jaya Desa Gemblegan, Dwi Agus Wibowo pada detikcom, Minggu (7/11/2021) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus menceritakan SSB yang didirikan BUMDes itu dirintis sejak 2018 tapi baru awal 2021 direalisasikan. Awalnya unit usaha hanya pada peternakan ikan dan mini market.
"Awalnya yang ada baru pengelolaan ikan dan kolam, tapi kami ingin ada usaha yang riil berdampak pada masyarakat di tengah pandemi. Waktu itu kan sekolah daring dan main hp, kami buatlah SSB," terang Agus.
Pembentukan SSB itu, sebut Agus, sejalan dengan pembenahan lapangan sejak 2018. Didukung masyarakat sekitar yang gila bola akhirnya SSB berjalan.
"Didukung masyarakat sekitar yang gila bola, kami ingin dari Desa Gemblegan lahir bibit atlet dan pemain sepakbola yang membawa nama daerah dan negara. Di Klaten ada Fachrudin di Timnas, kami ingin SSB ini melahirkan generasi selanjutnya,"papar Agus.
![]() |
Saat ini, sebut Agus, siswa SSB sudah 58 orang dengan biaya masuk Rp 300 ribu untuk seragam satu stel, kaos kaki, shin guard dan lainnya. SSB itu diharapkan tidak hanya membangkitkan sepak bola daerah dan nasional tapi juga kelak bisa menambah PAD desa," sambung Agus.
Dari 58 siswa, imbuh Agus, ada tiga yang bulan depan diikut sertakan ke seleksi pemain PSIK Klaten. BUMDes juga mendaftarkan SSB ke asosiasi.
"Kami kirim 3 perwakilan ke PSIK untuk ikut Piala Suratin, kita daftarkan ke asprof. Untuk peminat terus meningkat, dari desa sekitar bahkan ada dari Kecamatan Jatinom, Trucuk, Karanganom dan Gantiwarno," pungkas Agus.
Kades Gemblegan, Waluyo, mengatakan BUMDes membidik usaha bidang olahraga bukan untuk semata PAD. Tapi lebih ditujukan untuk pembinaan atlet.
"Kami fokus pembinaan atlet sepak bola, misalnya nombok tidak masalah. Untuk PAD kami sudah punya pasar, mini market, kolam ikan dan lainnya, SSB kami ingin melahirkan pesepakbola nasional," jelas Waluyo pada detikcom.
BUMDes yang mengelola SSB, sebut Waluyo, mungkin yang pertama. Sebab umumnya di bidang ekonomi dan UMKM.
"Di awal saya menjabat, BUMDes cuma nama, belum seperti sekarang. Untuk PAD saya rasa kami punya cukup, dan SSB ini tidak murni untuk PAD," ucap Waluyo.
(cas/aff)