Sikap The Jakmania
Hadir pula Ketua Umum The Jakmania Diky Budi Ramadhan dalam diskusi ini. Ia menyatakan sikapnya untuk mendukung UU Keolahragaan yang menjadi payung hukum untuk suporter memiliki tim kebanggaannya lewat saham.
Diky memandang bahwa dengan suporter bisa menjadi bagian dari kepemilikan tim. Ia menilai bahwa langkah ini dapat mencegah penyelewengan terhadap klub yang dicintai di kemudian hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengenai suporter punya saham di klub, saya setuju. Suporter itu adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari klub, dalam hal apapun. Ketika nanti, katakanlah Persija IPO. Ada saham yang disisihkan kepada suporter. Kenapa harus begitu? Supaya suporter punya suara dan fungsi kontrol terhadap klub," ujar Diky.
"Misalnya, klub dipindahkan ke kota lain, yang bisa menjaga itu suporter. Ketika suporter ada di dalam atau menjadi bagian dari kepemilikan, kepindahan itu tidak bisa terjadi," paparnya.
Meski telah berstatus sebagai organisasi, Diky mengungkapkan bahwa The Jakmania segara berbadan hukum, yang menjadi syarat bagi suporter untuk membeli saham tim. "Secara legal, kami dalam proses itu sejak dua bulan lalu," terang Diky.
Respons PSSI dan Persik Kediri
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan merespons positif UU Keolahragaan, terutama yang mencakup peraturan tentang suporter. Pria yang populer dipanggil Iwan Bule itu menganggap bahwa keberadaan penggemar sangat penting untuk setiap tim.
"Kita tahu bahwa suporter merupakan bagian tidak terpisahkan dari sepakbola. Suporter itu pemain ke-12. Setiap klub profesional punya suporter fanatik," ujar Iwan Bule, sapaan akrabnya.
"Tanpa suporter, sepakbola tentunya hambar. Kami sudah melaksanakan semua partai Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 tanpa suporter. Rasanya berbeda. Terima kasih Pak Syaiful Huda. Dengan adanya UU ini bisa menjadi acuan untuk kami," ucapnya.
Persik Kediri juga menyatakan sikapnya. Kesebelasan berjuluk Macan Putih itu sepakat dengan UU Keolahragaan yang menjadi landasan hukum bagi suporter.
"Suporter adalah salah satu elemen penting dalam klub sepakbola, termasuk juga di Persik. Diskusi ini membuka lebih banyak soal hak dan kewajiban yang mungkin saja belum banyak orang ketahui," ungkap Direktur Utama Persik, Rawindra Ditya.
"Untuk itu, kami sangat mendukung dan menyambut baik kesempatan ini. Mudah-mudahan, informasi dari hasil diskusi ini dapat membuat klub maupun suporter saling mengerti dan menjalankan perannya dengan lebih baik demi memajukan klub kebanggaannya," tuturnya.
(aff/nds)