Jersey baru Timnas Indonesia menjadi polemik setelah diluncurkan. PT Garuda Sepakbola Indonesia (GSI) menjelaskan duduk perkaranya dengan detikSport.
Polemik bermula dari desain jersey timnas yang dianggap tidak sesuai harapan. Apalagi seragam baru Garuda dibanderol dengan harga yang lumayan tinggi yakni Rp 1,299 juta untuk kelas player version, Rp 599 ribu replica version, dan Rp 199 ribu supporter version.
Harga tersebut jauh lebih mahal dibanding dengan brand Timnas Indonesia sebelumnya. Kritikan pun dilancarkan di media sosial oleh banyak penggemar sepakbola, yang belakangan merembet ke proses tender yang dinilai terjadi praktik KKN karena ada kedekatan pihak pemenang tender dengan petinggi PSSI.
Tidak cuma soal itu, kapabilitas dan keabsahan Erspo sebagai brand baru olahraga pun dipertanyakan. Bukan cuma ada lebih banyak brand olahraga yang berpengalaman, tetapi juga soal Erspo yang sempat diduga tidak layak menjadi mitra karena pemenangnya adalah Erigo.
Berikut wawancara detikSport dengan Managing Director PT GSI Marsal Masita:
Bagaimana PT GSI melihat pro dan kontra yang terjadi perihal jersey baru Timnas Indonesia?
Untuk replika dan versi suporter memang banyak dikeluhkan ya. Kalau player issue tidak ada masalah.
Atau mungkin (player issue) belum di-review?
Player issue sudah dijual juga dari kemarin pertandingan Vietnam. Tapi tidak ada satupun. Kan udah dijual juga player isunya. Tapi yang dipermasalahkan masyarakat itu yang replika yang harga 600 ribu itu. 600 dengan kualitas yang itu? Nah kalau yang player isu. Yang tadi dibilang kan desain. Kalau saya, saya bukan ahli desain. Tapi yang saya tahu pasti. Bahan yang sekarang itu jauh lebih bagus daripada bahan sebelumnya. Itu yang menjadi tugas kami dong. Karena bahan ini kan fix ya. Main di industri fashion. Bahan murah, bahan sederhana, bahan mahal kan tidak bisa bohong.
Pake jacquard kan?
Iya. Ini bukan jacquard. Nih lihat (menunjukkan perbandingan jersey dengan brand lama dan baru). Ini bukan jacquard. Lebih berat tidak pemain? Ini jacquard. Jadi kualitas buat kami. Kami harus jaga kualitasnya. Kalau desain. Ya kami serahkan ke Erspo. Cuman kemarin pelajaran dari yang kasus ini adalah; kami bilang ke Erspo. Ya kamu mungkin harus lebih melibatkan semua stakeholder sepakbola. Biar kamu tidak salah langkah lagi.
Artinya nanti kalau jersey baru sudah ada, jersey lama ditarik dari peredaran?
Nah itu haknya Erspo. Karena kan tadi mereka sponsornya Timnas. Mereka bayar loh. Jumlahnya 8 kali lipat lebih mahal dibanding brand 'M' sebelumnya. Dan 8 kali lipat lebih mahal dibanding brand 'N' internasional yang dulu sebelumnya M. Ya. Terus mereka (Erspo) kasih product supply ke Timnas. Itu 300 persen 3 kali lipat lebih besar dibanding brand 'M' dan brand 'N'. Supply, Product supply. Product support.
Buat Timnas atau?
Buat Timnas. Itu 3 kali, nilainya 3 kali lebih besar dibanding yang sebelumnya dan sebelumnya. 3 kali lipat lho. Bukan 2 kali lipat. 3 kali lipat lho. 300 persen lebih besar. Plus yang di sekarang ini ada royalti. Timnas ini selama ini sama brand 'M' sebelumnya itu sama brand 'N' sebelumnya. Kita tidak mendapat royalti. Jadi Timnas itu tidak pernah tahu berapa banyak jersey yang dijual di pasar. Kita tidak pernah tau berapa juta jersey yang dijual. Karena tidak ada kesepakatan mengenai royalti. Yang sekarang ada royalti. Setiap lembar jersey yang dijual, kami dapat royalti.
(mro/raw)