Persijap Jepara jadi salah satu pendatang baru di Super League 2025/2026. Meski tahu persaingan akan ketat, Laskar Kalinyamat mencoba optimistis.
Super League musim depan akan menjadi kali pertama Persijap kembali ke kompetisi level atas setelah 11 tahun absen. Persijap sempat bermain reguler di kompetisi teratas Indonesia sebelum terdegradasi di Indonesia Super League 2014.
Setelah bertahun-tahun mencoba promosi, usaha itu akhirnya membuahkan hasil. Laskar Kalinyamat mengamankan tiket promosi setelah mengakhiri Liga 2 2024/25 sebagai tim peringkat ketiga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi tim promosi, bermain di kompetisi yang lebih tinggi bisa memberikan efek kejut. Jika tidak membangun tim yang kompetitif, klub bisa menjadi bulan-bulanan karena perbedaan kualitas dengan klub-klub top.
Manajemen Persijap sadar akan tantangan yang sudah menanti klub. Alih-alih pesimistis, Persijap justru menatap Super League dengan antusias tinggi.
"Suasana tim sangat baik sekali. Karena kami juga mempertahankan beberapa pemain dari Liga 2 kemarin. Otomatis chemistry mereka juga sudah ada," kata Manajer Operasional Persijap Egat Sacawijaya dalam keterangannya.
"Dan kami butuh tambahan dari pemain asing yang baru. Ya, saya rasa ini adalah sepakbola. Jadi komunikasi chemistry dan lain-lain itu adalah hal yang normal di dalam sepakbola," ujarnya menambahkan.
Egat juga yakin kelompok suporter Persijap akan terus berada di belakang klub. Suasana kondusif di luar tim juga sangat dibutuhkan Persijap untuk bisa fokus bersaing musim depan.
Untuk itu, manajemen ingin merangkul suporter agar terus satu arah dalam hal visi dan misi untuk kebaikan Persijap. Kesempatan kembali ke kompetisi elit adalah kemewahan yang harus dijaga dengan baik.
"Tekanannya cukup gila sih menurut saya sih. Tapi ini tidak menjadikan tim pesimistis. Bagi manajemen ini adalah challenge buat kami. Karena tanpa ada mereka pun ya kami nggak akan ada semangat yang bagus," ucap Egat.
"Jadi ya kami butuh mereka juga. Kami butuh masukkan dari teman-teman supporter. Ya selama kita bisa menyikapi dengan baik. Kita bisa berkomunikasi dengan baik dengan teman-teman suporter. Kami menganggap mereka bukan seperti teman, lebih ke keluarga sih," tuturnya.
(mro/mrp)