Pemain-pemain Keturunan Main di Dalam Negeri, Ini Respons Erick Thohir

Afif Farhan - detikSepakbola
Minggu, 17 Agu 2025 19:40 WIB
Rafael Struick (Foto: Dok. Dewa United)
Jakarta -

Jens Raven, Jordi Amat, sampai Rafael Struick main Indonesia Super League. Para pemain keturunan itu main di dalam negeri, Erick Thohir sebut tak ada masalah.

Jordi Amat berseragam Persija Jakarta, Jens Raven berseragam Bali United, Rafael Struick berseragam Dewa United. Ketiganya sudah jadi langganan Timnas Indonesia, khusus Raven masih di kategori kelompok umur.

Beberapa penggemar sepakbola terpecah. Ada yang menyayangkan hal itu, karena menilai lebih baik para keturunan terus berkarier di luar negeri.

Ada juga yang mendukung, setidaknya para pemain keturunan dapat jam terbang. Khusunya Raven dan Struick yang masih di bawah usia 25 tahun.

"Opini publik harus kita hormati. Hal-hal ini perlu terbuka dan memang ada perbedaan di suporter," respons Ketum PSSI, Erick Thohir mengenai hal itu dalam program d'Hattrick.

Erick Thohir menilai, tiap pemain punya jalan kariernya sendiri. Menit bermain pun jadi tujuan utama, agar terus mengasah dan mengembangkan kemampuan.

Menyenggol soal Timnas Indonesia, apakah peluang para pemain keturunan yang berlaga di dalam negeri masih punya 'nilai lebih' di Skuad Garuda?

"Itu kita jaga di strata timnas, baik soal pemain diaspora sampai grassroot semuanya punya kesempatan. Malah di liga ada aturan pemain U-23 di Super League main 45 menit, di Liga 2 bahkan pemain U-21 sampai 90 menit. Ini hal-hal positif untuk bagaimana antara liga dan timnas bersinergi," jelasnya.

"Untuk kesempatan bermain, mereka (para pemain) punya hitung-hitungan buat kariernya. Sandy Walsh dari Yokohama F Marinos lanjut ke Thailang gabung Buriram. Dia tentu mau punya jam terbang," sambungnya.

"Struick kemarin sempat di Brisbane dan main 11 laga. Sekarang dia melihat mungkin ada kesempatan main di Indonesia," tambahnya.

"Pemain-pemain yang main di Liga Eropa sangat kita idamkan, tetapi ada juga yang main di Asia, Asia Tenggara, bahkan Indonesia. Itu fair saja, masing-masing pemain mendapatkan apresiasi sesuai profesionalisme mereka. Tapi ingat pemainnya jangan di-bully," tutup Erick.




(aff/bay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork