Dedi Solehudin, ayah Rizki Nur Fadhilah yang merupakan pesepakbola korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO), menyebut anaknya kerap disiksa karena tidak memenuhi target.
Rizki menjadi korban penipuan yang mengiming-imingi seleksi ke klub PSMS Medan. Pesepakbola muda asal Kabupaten Bandung itu dijemput dari Jakarta untuk berangkat ke Medan.
Setelah dari Medan, ia justru dibawa ke Malaysia yang kemudian berlanjut di Kamboja. Di Kamboja, Rizki secara diam-diam berkomunikasi dengan orang tua dan mengaku mendapat siksaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi anak langsung kasih tahu saya. Katanya, 'Pak, Aa dijebak,'. Saya tanya 'tahu kontaknya dari mana?; dia bilang dari Facebook," kata Dedi, dikutip dari detikJabar.
"Anak saya disiksa setiap hari. Soalnya dia enggak dapat target korban. Jadi cari orang China yang kaya. Dia harus cari 20 nomor orang-orang China. Kalau enggak dapat, dia disiksa," ujarnya menambahkan.
Rizki pernah menempa dirinya di sekolah sepakbola (SSB), hingga pernah masuk skuad Diklat Persib Bandung. Dalam bermain bola, anak tersebut berposisi sebagai penjaga gawang.
"Iya dia memang suka main bola. Dulu di (SSB) Hesebah dan Diklat Persib," ucap Dedi.
Sebelumnya, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) sudah membuat pernyataan resmi mengenai hal ini. APPI sedang mengupayakan pemulangan Rizki dari Kamboja ke Indonesia.
(mro/krs)










































