Claudio Ranieri sedang berusaha membawa Leicester City juara Premier League. Ini bukanlah kali pertama Ranieri mengejar gelar bersama timnya.
Sebagai peracik taktik, terlibat dalam persaingan titel liga bukanlah yang pertama buat Ranieri. Ia pun pernah membawa timnya juara walaupun tidak di divisi teratas; Ranieri di antaranya membawa Fiorentina juara Serie B 1993β94 dan Monaco juara Ligue 2 2012β13.
Di liga divisi teratas, Italiano 64 tahun itu lebih banyak tergelincir di akhir. Sampai-sampai predikat "Tuan Runner-up" pun harus rela disandangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat musim ini berakhir tentu ada kemungkinan predikat itu sudah bisa ia singkirkan. Tapi ada pula peluang sebaliknya, dengan predikat itu kian lekat dengan dirinya. Tujuh laga terakhir akan menjawabnya.
Berikut rekam jejak Ranieri saat mengejar gelar di masa lalu seperti dirangkum Sky Sports.
Chelsea 2003-04 - Posisi 2 di Premier League
|
Getty Images/Ben Radford
|
Akan tetapi, di sisa laga musim tersebut Chelsea justru kehilangan 12 poin akibat kekalahan dari Aston Villa dan Newcastle, dan berimbang lawan Middlesbrough, Everton, dan Manchester United, sehingga akhirnya finis 12 poin di belakang skuat 'The Invincibles' Arsenal.
Itulah musim terakhir Ranieri di Chelsea, sekaligus menjadi titik terdekat 'Si Biru' ke takhta juara--sebelum Jose Mourinho datang.
Tujuh laga terakhir: 2 menang, 3 seri, 2 kalah
Juventus 2007-08 - Posisi 3 di Serie A
|
Getty Images/Michael Steele
|
Juve tertinggal 14 poin dengan tujuh laga tersisa, walaupun punya satu pertandingan lebih banyak. Bianconeri lantas menambah 14 poin dari maksimal 21 angka, walaupun tetap tidak cukup. Inter juara di bawah arahan Roberto Mancini.
Juve, bersama Roma yang finis kedua, saat itu menjadi tim tersubur Serie A dengan 72 gol. Del Piero dan Trezeguet menyumbang 41 gol di antaranya.
Tujuh laga terakhir: 4 menang, 2 seri, 1 kalah
Juventus 2008-09 - Posisi 3 di Serie A
|
Getty Images/New Press
|
Saat musim menyisakan tujuh laga terakhir, Juve masih ketinggalan 10 poin dari Inter. Usaha 'Nyonya Tua' menjaga asa mendapat hantaman setelah cuma main seri dengan Nerazzurri, sebelum menambah empat hasil imbang lain di sisa musim.
Pada akhirnya Inter pun mempertahankan gelar juara dengan keunggulan 10 poin dari Juve yang menempati posisi dua.
Tujuh laga terakhir: 2 menang, 5 seri
Roma 2009-10 - Posisi 2 di Serie A
|
Getty Images/Paolo Bruno
|
Sampai dengan akhir Maret, cuma ada tiga poin yang memisahkan Inter, Roma, dan AC Milan. Di jornada 31 saat itu Roma berhasil menang 2-1 atas Inter, untuk memperkecil ketinggalan jadi satu poin saja tepat dengan sisa tujuh laga.
Milan pada prosesnya terlempar dari persaingan, membuat Inter dan Roma tinggal bersaing berdua saja. Di tujuh laga sisa, yang memberi 21 poin maksimal, Inter meraih 19 angka sedangkan Roma menambah 18 poin saja--akibat satu kekalahan dari Sampdoria.
Roma akhirnya finis kedua dengan selisih dua angka dari Inter yang lagi-lagi jadi juara.
Tujuh laga terakhir: 6 menang, 1 kalah
Monaco 2013-14 - Posisi 2 di Ligue 1
|
AFP/GUENTER SCHIFFMANN
|
Saat Monaco kembali ke Ligue 1, Ranieri menghabiskan 140 juta poundsterling untuk mendatangkan Radamel Falcao, James Rodriguez, dan Joao Moutinho. Tapi itu belum cukup untuk menyaingi PSG.
Dengan tujuh laga tersisa, Monaco masih ketinggalan 13 poin. Jarak itu terlalu jauh kendatipun Monaco tidak terkalahkan di sisa musim dan PSG menelan dua kekalahan. Monaco finis kedua dengan selisih sembilan angka dari PSG.
Tujuh laga terakhir: 5 menang, 2 imbang
Halaman 2 dari 6











































