Ada Isu Pembajakan di Akuisisi Newcastle, Masa Pemerintah Inggris Diam?

Ada Isu Pembajakan di Akuisisi Newcastle, Masa Pemerintah Inggris Diam?

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Sabtu, 25 Apr 2020 03:00 WIB
Logo Newcastle United
Newcastle United tengah dalam proses akuisisi oleh Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman. (Foto: Getty Images/Mark Runnacles)
Jakarta -

Newcastle United tengah dalam proses akuisisi oleh Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman. Pemerintah Inggris diminta turun tangan karena ada potensi masalah.

Arab Saudi lewat Dana Investasi Publik (PIF) yang dipimpin Pangeran Salman tengah berupaya menuntaskan pembelian Newcastle senilai 300 juta paun. PIF nantinya akan menguasai 80% saham Newcastle, dengan sisanya jadi jatah rekanan di konsorsium.

Namun proses pengambilalihan ini diwarnai isu pembajakan hak siar. Arab Saudi dituding terlibat dalam siaran ilegal pertandingan-pertandingan sepakbola secara streaming.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab Saudi diduga punya peran dalam jaringan siaran streaming bernama beoutQ, di mana beberapa set top box dipasarkan dengan logo Premier League, Serie A, dan LaLiga. beIN Media Group, pemegang hak siar Premier League untuk kawasan Timur Tengah dan Afika Utara, kabarnya sudah menyurati Premier League dan para pemilik klub Premier League untuk mendorong batalnya penjualan Newcastle United ke PIF.

Pemerintah Inggris via Menteri Kebudayaan Oliver Dowden sebelumnya telah menyatakan tak akan ikut campur dalam persoalan ini. Hal ini yang disayangkan oleh Anggota Parlemen dari Partai Buruh, Clive Betts.

ADVERTISEMENT

"Isu pembajakan oleh beoutQ seharusnya menjadi prioritas mendesak untuk pengawasan pertaruan seputar pengambilalihan Newcastle United," ungkapnya dikutip Sky Sports.

"Sementara Premier League perlu secara serius melihat ke potensi konflik apapun antara kepemilikan klub sepakbola dan dugaan pencurian hak media Britania Raya selama tiga tahun oleh sang calon pemilik, pemerintah semestinya mengambil peran, bukan cuma duduk saja," imbuhnya.

Kabarnya tahap terakhir dalam penuntasan akuisisi adalah tes kepada pemilik. Tes tersebut mencakup kemampuan finansial dan pengecekan terhadap tindak kriminal atau dugaan ke sana.

Hal inilah yang bikin pemerintah Inggris tak mau ikut campur, karena merasa tes kelayakan dari Premier League sudah cukup.




(raw/rqi)

Hide Ads