Ingat Newcastle, Tak Semua Akusisi Klub Berakhir Manis

Ingat Newcastle, Tak Semua Akusisi Klub Berakhir Manis

Putra Rusdi K - Sepakbola
Sabtu, 25 Apr 2020 16:00 WIB
Logo Newcastle United
Malaga dan Anzhi Makhachkala jadi contoh akusisi klub dengan dana besar dan selalu berakhir manis (Foto: Getty Images/Mark Runnacles)
Jakarta -

Konsorium Arab Saudi dilaporkan akan segera mengakusisi Newcaste United. Namun, sejarah mencatat tak semua akusisi klub dengan dana besar berakhir manis.

Newcastle dikabarkan semakin dekat untuk diakusisi oleh sebuah konsorium para investor dari Arab Saudi di bawah komando Pangeran Salman. Mereka disebut siap membeli kepemilikan The Magpies dari Mike Ashley senilai 300 juta paun.

Harapan pun menyeruak untuk para fan Newcastle bahwa tim kesayangan mereka akan lepas dari tangan Ashley yang terkenal pelit. Apalagi, konsorium Arab Saudi ini disebut punya dana melimpah untuk menyulap tim rival Sunderland ini menjadi bertabur bintang demi merengkuh prestasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara serupa sebelumnya sudah berhasil mengatrol prestasi Manchester City dan Paris Saint-Germain. Seperti yang telah banyak diketahui, kedua klub ini melejit usai diakusisi konsorium dari Timur Tengah.

Namun, tak semua akusisi klub dengan yang melibatkan dana besar berujung kesuksesan. Dalam beberapa kasus harapan besar dari investor yang royal berubah jadi mimpi buruk karena klub justru salah urus. Anzhi Makhachkala dan Malaga menjadi salah satu contohnya.

ADVERTISEMENT

Anzhi Makhachkala

Samuel Eto'o saat membela Anzhi MakhachalaSamuel Eto'o saat membela Anzhi Makhachala Foto: Getty Images/Epsilon

Anzhi mendadak menjadi tim kaya setelah diakusisi oleh Suleyman Karimov pada 2011. Mereka langsung mendatangkan Yuri Zhirkov, Christopher Samba, dan Samuel Eto'o.

Pada musim berikutnya giliran Lassana Diarra dan Willian yang didaratkan beserta dengan pelatih sarat pengalaman Guus Hiddink. Hasilnya prestasi Anzhi melejit dari tim papan tengah ke peringkat ke-5 pada 2011/2012 dan urutan ke-3 pada musim 2012/2013.

Namun semusim berselang Karimov tak lagi jor-joran. Ia bahkan mulai melego para pemain bintang Anzhi.

Prestasi Anzhi anjlok di musim 2013/2014 usai terdegradasi ke divisi dua usai hanya menempati peringkat ke-16 di Liga Rusia. Anzhi setelah itu memang mampu promosi, tapi mereka tak pernah lagi menjadi tim papan atas. Karimov sendiri melepas sahamnya di Anzhi pada 2016 silam.

Malaga

Skuat Malaga saat menembus perempatfinal Liga ChampionsSkuat Malaga saat menembus perempatfinal Liga Champions Foto: Getty Images/David Ramos

Pengusaha Qatar, Muhammad Nasser bin Abdullah Al Thani mengubah peruntungan Malaga usai membeli saham tim asal Andalusia ini di musim 2010. Malaga langsung bersolek di bawah kepemimpinan Al Thani.

Mereka mendaratkan Julio Baptista, Martin Demichelis, Joaquin Sanchez, Jeremy Toulalan, Santi Cazorla, hingga Ruud van Nistelrooy. Pada musim 2011/2012, Malaga berhasil menembus Liga Champions usai finis di urutan keempat Laliga.

Kiprah Malaga di Liga Champions semusim berselang juga tak kalah menawan. Mereka mampu menembus perempatfinal sebelum dikandaskan Borussia Dortmund.

Namun setelah itu, Malaga justru terlilit masalah keuangan. Mereka pada musim 2013/2014 dilarang tampil di kompetisi Eropa karena dianggap melanggar aturan Finansial Fair Play (FFP).

Sejalan dengan hal itu pendanaan Al-Thani ke Malaga mulai seret. Malaga kembali ke statusnya sebagai tim papan tengah sebelum terdegradasi ke divisi Segunda pada musim 2017/2018.


Hide Ads