Anzhi Makhachkala
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Anzhi mendadak menjadi tim kaya setelah diakusisi oleh Suleyman Karimov pada 2011. Mereka langsung mendatangkan Yuri Zhirkov, Christopher Samba, dan Samuel Eto'o.
Pada musim berikutnya giliran Lassana Diarra dan Willian yang didaratkan beserta dengan pelatih sarat pengalaman Guus Hiddink. Hasilnya prestasi Anzhi melejit dari tim papan tengah ke peringkat ke-5 pada 2011/2012 dan urutan ke-3 pada musim 2012/2013.
Namun semusim berselang Karimov tak lagi jor-joran. Ia bahkan mulai melego para pemain bintang Anzhi.
Prestasi Anzhi anjlok di musim 2013/2014 usai terdegradasi ke divisi dua usai hanya menempati peringkat ke-16 di Liga Rusia. Anzhi setelah itu memang mampu promosi, tapi mereka tak pernah lagi menjadi tim papan atas. Karimov sendiri melepas sahamnya di Anzhi pada 2016 silam.
Malaga
![]() |
Pengusaha Qatar, Muhammad Nasser bin Abdullah Al Thani mengubah peruntungan Malaga usai membeli saham tim asal Andalusia ini di musim 2010. Malaga langsung bersolek di bawah kepemimpinan Al Thani.
Mereka mendaratkan Julio Baptista, Martin Demichelis, Joaquin Sanchez, Jeremy Toulalan, Santi Cazorla, hingga Ruud van Nistelrooy. Pada musim 2011/2012, Malaga berhasil menembus Liga Champions usai finis di urutan keempat Laliga.
Kiprah Malaga di Liga Champions semusim berselang juga tak kalah menawan. Mereka mampu menembus perempatfinal sebelum dikandaskan Borussia Dortmund.
Namun setelah itu, Malaga justru terlilit masalah keuangan. Mereka pada musim 2013/2014 dilarang tampil di kompetisi Eropa karena dianggap melanggar aturan Finansial Fair Play (FFP).
Sejalan dengan hal itu pendanaan Al-Thani ke Malaga mulai seret. Malaga kembali ke statusnya sebagai tim papan tengah sebelum terdegradasi ke divisi Segunda pada musim 2017/2018.
(pur/pur)