Ingat Newcastle, Tak Semua Akusisi Klub Berakhir Manis

Ingat Newcastle, Tak Semua Akusisi Klub Berakhir Manis

Putra Rusdi K - Sepakbola
Sabtu, 25 Apr 2020 16:00 WIB
Logo Newcastle United
Malaga dan Anzhi Makhachkala jadi contoh akusisi klub dengan dana besar dan selalu berakhir manis (Foto: Getty Images/Mark Runnacles)

Anzhi Makhachkala

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Samuel Eto'o saat membela Anzhi MakhachalaSamuel Eto'o saat membela Anzhi Makhachala Foto: Getty Images/Epsilon

Anzhi mendadak menjadi tim kaya setelah diakusisi oleh Suleyman Karimov pada 2011. Mereka langsung mendatangkan Yuri Zhirkov, Christopher Samba, dan Samuel Eto'o.

Pada musim berikutnya giliran Lassana Diarra dan Willian yang didaratkan beserta dengan pelatih sarat pengalaman Guus Hiddink. Hasilnya prestasi Anzhi melejit dari tim papan tengah ke peringkat ke-5 pada 2011/2012 dan urutan ke-3 pada musim 2012/2013.

ADVERTISEMENT

Namun semusim berselang Karimov tak lagi jor-joran. Ia bahkan mulai melego para pemain bintang Anzhi.

Prestasi Anzhi anjlok di musim 2013/2014 usai terdegradasi ke divisi dua usai hanya menempati peringkat ke-16 di Liga Rusia. Anzhi setelah itu memang mampu promosi, tapi mereka tak pernah lagi menjadi tim papan atas. Karimov sendiri melepas sahamnya di Anzhi pada 2016 silam.

Malaga

Skuat Malaga saat menembus perempatfinal Liga ChampionsSkuat Malaga saat menembus perempatfinal Liga Champions Foto: Getty Images/David Ramos

Pengusaha Qatar, Muhammad Nasser bin Abdullah Al Thani mengubah peruntungan Malaga usai membeli saham tim asal Andalusia ini di musim 2010. Malaga langsung bersolek di bawah kepemimpinan Al Thani.

Mereka mendaratkan Julio Baptista, Martin Demichelis, Joaquin Sanchez, Jeremy Toulalan, Santi Cazorla, hingga Ruud van Nistelrooy. Pada musim 2011/2012, Malaga berhasil menembus Liga Champions usai finis di urutan keempat Laliga.

Kiprah Malaga di Liga Champions semusim berselang juga tak kalah menawan. Mereka mampu menembus perempatfinal sebelum dikandaskan Borussia Dortmund.

Namun setelah itu, Malaga justru terlilit masalah keuangan. Mereka pada musim 2013/2014 dilarang tampil di kompetisi Eropa karena dianggap melanggar aturan Finansial Fair Play (FFP).

Sejalan dengan hal itu pendanaan Al-Thani ke Malaga mulai seret. Malaga kembali ke statusnya sebagai tim papan tengah sebelum terdegradasi ke divisi Segunda pada musim 2017/2018.


(pur/pur)

Hide Ads