Juergen Klopp kesal betul dengan performa Liverpool saat diimbangi Burnley. Andaikan saja The Reds tak buang-buang peluang, kemenangan besar bisa diraih.
Liverpool melanjutkan kiprahnya di pekan ke-35 Liga Inggris dengan menjamu Burnley di Anfield, Sabtu (11/7/2020) malam WIB. Kemenangan dibutuhkan Liverpool demi menjaga kans memecahkan rekor 100 poin Manchester City.
Selain itu, Liverpool juga ingin menjaga rekor sempurna di kandang musim ini setelah memenangi 17 pertandingan sebelumnya. Pada babak pertama, Liverpool sepertinya akan bisa mempertahakan itu saat menekan terus Burnley dan unggul 1-0 berkat gol Andrew Robertson.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi Liverpool punya catatan bagus dengan mengalahkan Burnley dalam lima pertemuan terakhir. Tapi, di babak kedua, Burnley bangkit dan balik merepotkan Liverpool dengan serangan balik mereka.
Pada akhirnya gawang Liverpool yang dikawal Alisson Becker bobol juga saat Jay Rodriguez melepaskan sepakan first time pada menit ke-69. Gawang Liverpool malah nyaris bobol lagi andaikan sepakan Johann Gudmunsson di akhir waktu normal tak membentur mistar.
Hingga laga berakhir skor 1-1 tetap bertahan dan Liverpool gagal mencatatkan rekor baru sebagai tim yang memenangi seluruh laga kandang semusim. Kali terakhir yang melakukannya adalah Sunderland pada 1891/1892, saat itu baru ada 13 laga kandang semusim.
Baca juga: Semua Gara-gara Nick Pope |
Usai pertandingan, Klopp tak bisa menyembunyikan keheranannya terkait kegagalan Liverpool itu. Padahal Liverpool punya 23 attempts, sembilan on target, tapi gagal menang. Ini jadi kali pertama Liverpool gagal menang setelah Desember 2017, 23 attempts vs Everton.
"Pertandingan yang sangat bagus, tapi kami terlalu memberikan ruang untuk Burnley dan kami harusnya bisa menuntaskan lebih awal. Kami bisa saha mencetak dua, tiga, atau empat gol setidaknya," ujar Klopp seperti dikutip BBC.
"Ini salah kami karena kami seharusnya sudah bisa memenangi laga lebih cepat, tapi tidak dilakukan. Burnley begitu tangguh bertahan di pertandingan ini dan mereka punya dua penyerang yang selalu mencari bola. Periode yang intens dan kami harus menekan mereka pada akhirnya, tapi itu juga membahayakan kami. Itulah mengapa Anda harus bisa memaksimalkan peluang," sambungnya.
"Tapi kami akhirnya hanya mendapat satu poin dan itu bukan yang kami inginkan," tutup manajer yang menangani Liverpool sejak 2015 itu.
(mrp/bay)