Bek Liverpool Andy Robertson tak puas dengan kinerja Video Assistant Referee (VAR). Menurutnya sejumlah keputusan wasit sepanjang pekan lalu seharusnya berubah.
Hal itu diungkapkan Robertson yang masih heran Liverpool tak dihadiahi penalti saat berimbang 1-1 lawan Burnley pada Sabtu (11/7/2020) lalu. Bek 26 tahun tersebut dalam satu momen terjatuh di kotak penalti dalam tekanan Johann Berg Gudmundsson, tapi wasit tak melihatnya sebagai penalti.
Robertson merasa VAR seharusnya mengubah keputusan itu, tapi tak bekerja dengan semestinya. Bek asal Skotlandia itu melandaskan pandangannya pada fakta bahwa VAR mengakui sejumlah keputusan di pertandingan lain keliru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa keputusan yang keliru itu adalah pemberian penalti kepada Manchester United saat melawan Aston Villa, lalu Tottenham Hotspur yang semestinya mendapatkan penalti vs Bournemouth, dan kemudian penalti Southampton saat melawan Everton yang seharusnya dibatalkan.
Kesalahan-kesalahan ini menurut Robertson bikin VAR terasa tak berguna. Teknologi ini sedianya diterapkan untuk menghilangkan keraguan dan kebingungan pada insiden-insiden yang terjadi di lapangan.
"Sepanjang pekan lalu, buat saya sudah ada empat atau lima keputusan yang menurut saya seharusnya berjalan sebaliknya. Dan saya rasa banyak orang sepakbola berpikir demikian juga," katanya dikutip Sky Sports.
"Saya yakin para wasit bergantung pada VAR, tapi kemudian VAR tidak membalikkan keputusan apapun. Jadi kami terjebak dalam ketidakpastian. Saya sih memilih tidak ada VAR saja dan biarkan wasit yang memutuskan."
"Kalau wasit yang memutuskan, Anda akan bilang 'Oke, dia melihatnya secara berbeda.' Tapi fakta bahwa kami punya 40 kamera dan 40 sudut pandang berbeda, saya percaya keputusannya seharusnya benar," tambahnya.
(raw/nds)