Newcastle United masih menarik minat orang-orang tajir. Setelah gagal dimiliki Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), The Magpies didekati miliuner Amerika Serikat. Siapa?
Newcastle sebenarnya sudah dalam proses akuisisi oleh MBS yang memiliki Public Investment Corporate (PIC) dan menyalurkan dana 300 juta paun kepada Amanda Staveley dari PCP Capital Partners sebagai rekan bisnis.
Nah, proses ini akhirnya gagal karena Premier League tidak yakin soal siapa yang akan memegang kuasa setelah Newcastle dibeli, apakah MBS atau Staveley? Padahal Stevens punya 80 persen saham jika deal ini terealisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabarnya alasan utama PIC Arab Saudi mundur bukan karena soal administrasi, tapi ditengarai terkait kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi dan pembajakan siaran Liga Inggris.
Kekecewaan tentu melanda sebagian besar fans Newcastle karena gagalnya proses akuisisi. Sebab, fans The Magpies sudah gerah dengan pemilik saat ini Mike Ashley yang dianggap cuma mengambil keuntungan dari klub tanpa mau berinvestasi.
Meski demikian, Newcastle dan para pendukungnya tidak perlu kecewa karena sudah ada miliuner lain yang mengantre untuk mendapatkan kepemilikan klub. Dikutip Express, salah satu pengusaha media asal Amerika Serikat, Henry Mauriss, tertarik untuk membeli Newcastle.
Mauriss bahkan diklaim punya kekayaan melebihi MBS. Dari hasil portofolio bisnisnya, salah satunya adalah stasiun Clear TV, Mauriss sudah berhasil meraup pendapatan sekitar 5,36 miliar paun atau sekitar lebih dari Rp 100 triliun.
Bahkan Mauriss rela membayar 350 juta paun atau sekitar Rp 6,6 T untuk membeli Newcastle United, lebih tinggi dari tawaran MBS. Mauriss kabarnya terinspirasi sukses kompatriotnya, John W Henry dan Tom Werner, yang sukses membawa Liverpool berjaya dalam setahun terakhir ini.
"Mauriss itu dermawan dan sangat terpandang - dan dia sangat ingin menjadi pemilik baru Newcastle. Tawaran itu tidak main-main," ujar salah satu sumber Express.
"Dia sangat sukses dalam usaha media di Amerika dan sangat tertarik dengan sepakbola Inggris," sambungnya.
"Dia sudah mempelajari cara kerja dari kompatriotnya Werner dan Henry yang sukses membangkitkan Liverpool sehingga menjadi kekuatan top saat ini."
(mrp/rin)