Arsene Wenger tak mau baper dengan pernyataan Jose Mourinho soal otobiografinya. Menurut Wenger, meladeni Mourinho sama saja seperti anak TK.
Beberapa waktu lalu, Wenger baru saja meluncurkan otobiografi, yang menceritakan perjalanannya sebagai manajer Arsenal. Wajar judulnya adalah My Life in Red and White', identik dengan seragam The Gunners.
Wenger memang menghabiskan 22 tahun sebagai manajer Arsenal sebelum pergi pada 2008. Wenger menahbiskan diri sebagai salah satu manajer sukses di Inggris dengan torehan tiga gelar Premier League dan tujuh gelar Piala FA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, dalam buku tersebut, Wenger sama sekali tak menyebut nama Jose Mourinho. Padahal Mourinho punya rivalitas sengit dengan Wenger, baik saat masih melatih Chelsea maupun Manchester United.
Keduanya kerap perang komentar saat di dalam maupun luar lapangan. Nah, menurut Mourinho, alasan Wenger tidak menyebut rivalitas keduanya dalam buku karena malu dengan rekor pertemuan.
Sebab, Mourinho punya sembilan kemenangan dari 19 kali duel dengan Wenger dan cuma dua kali kalah. Bahkan Wenger sempat melalui 14 kali pertemuan tanpa pernah bisa mengalahkan Mourinho.
"Karena dia tidak pernah mengalahkanku, maka Anda tidak perlu membuatnya dalam satu bab tentang 12 atau 14 pertemuan, tanpa pernah bisa memenangkan satupun. Jadi mengapa dia harus membicarakan itu dalam bukunya? Buku itu harusnya membuat Anda bahagia, jadi buatku tidak masalah," ujar Mourinho.
Beberapa hari setelah pernyataan Mourinho keluar di publik, Wenger seperti biasa membalasnya. Namun, kali ini Wenger tak mau memusingkan itu karena baginya ribut dengan Jose Mourinho tidak ada gunanya.
"Saya sama sekali tidak terganggu. Provokasi itu akan ada terus. Saya merasa seperti di taman kanak-kanak saja jika harus meladeninya. Tapi, dia memang seperti orangnya begitu kok," papar Arsene Wenger seperti dikutip Reuters.
"Kami pernah dua kali mengalahkannya. Kami menang dan banyak juga hasil imbang. Bukan soal Anda yang menang, Anda cuma jadi bagian dari kemenangan. Tapi lebih kepada kami yang menang. Tugas manajer cuma memaksimalkan tim."