Manchester United gagal merebut kembali puncak klasemen Liga Inggris usai ditekuk Sheffield United. Kekalahan ini menjadi peringatan keras bagi Setan Merah untuk tak berpuas hati.
Kekalahan 1-2 di Old Trafford pada Kamis (28/1/2021) dini hari WIB tadi memutus catatan tak terkalahkan MU di Liga Inggris sejak 1 November lalu. Padahal optimisme mereka tengah tinggi-tingginya karena baru saja mengalahkan Liverpool di Piala FA tiga hari sebelumnya.
Tak terlihat MU yang garang di hadapan Liverpool. Menghadapi Sheffield si juru kunci yang memang menumpuk pemain di garis pertahanan, Bruno Fernandes dkk tak berkutik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
76 persen penguasaan dan 16 tembakan hanya menghasilkan satu gol lewat bola mati, yakni sundulan Harry Maguire yang mmanfaatkan sepak pojok. Pada akhirnya, hal itu tak cukup.
Sheffield berhasil memanfaatkan celah-celah ruang pertahanan MU. Hanya 5 tembakan yang dihasilkan, namun 3 di antaranya tepat sasaran.
Satu gol yang dicetak Kean Bryan mungkin dipersoalkan oleh Ole Gunnar Solskjaer. Manajer MU itu menyebut David de Gea diganggu oleh Billy Sharp saat ingin menghalau bola, dan akhirnya kebobolan.
Tapi di luar itu, pertahanan MU memang berlubang. Billy Sharp dan David McGoldrick masing-masing punya satu peluang emas lewat serangan balik, bahkan tinggal berhadapan dengan David de Gea.
Andaikan akurasi dan ketenangan keduanya bagus, MU sudah kebobolan lebih banyak. Begitu pula dengan gol Oliver Burke yang memastikan kemenangan Sheffield.
Umpan John Lundstram bisa sampai di kakinya, sementara Anthony Martial diam saja dan tak ada upaya memotong bola. Justru Bruno-lah yang berlari dari jauh untuk berusaha memblok tembakan, meski akhirnya sia-sia.
![]() |
Kekalahan ini, seperti disebut eks kapten MU Rio Ferdinand, merupakan 'reality check' untuk MU. Inilah saat mereka harus terbangun dari mimpi juara Liga Inggris, untuk kembali berpijak ke bumi. Misi merebut gelar belum selesai, musim baru setengah jalan.
Titik-titik lemah MU harus mulai diperbaiki. Kesulitan membongkar pertahanan yang rapat harus dicari formulanya. Kalau menghadapi tim juru kunci saja kesulitan, bagaimana mau menjuarai liga?