Edinson Cavani dan Manchester United sebenarnya bisa bersama sedari dulu. Tapi, Cavani rupanya memilih untuk gabung ke Napoli 10 tahun lalu.
Cerita itu bermulai saat Cavani memasuki keempatnya bersama Palermo. Punya performa oke bareng Palermo, Cavani jadi incaran banyak klub besar Italia dan juga Eropa.
Cavani dianggap punya potensi jadi pemain besar dan Manchester United jadi salah satu yang mengendusnya. Kebetulan juga saat itu MU baru saja ditinggal Cristiano Ronaldo setahun sebelumnya, dan mencari pengganti sepadang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, pada akhirnya MU gagal karena kalah cepat dengan Napoli yang langsung menebusnya dari Palermo dengan banderol 17 juta euro. Bersama Napoli, nama Cavani makin harum setelah bikin 104 gol dari 138 penampilan.
Ketajaman itu dia teruskan saat bikin 200 gol dari 301 laga bersama Paris Saint-Germain. Nah, barulah setelah kontraknya bersama PSG habis, Cavani bisa dikontrak oleh MU pada musim panas lalu dengan cuma-cuma.
Sejauh ini Cavani sudah tampil bagus, meski lebih banyak sebagai supersub, lewat torehan enam gol dari 18 penampilan. Cavani pun berandai-andai jika saja dia bisa bermain lebih cepat di MU, mungkin ceritanya akan berbeda.
"(Sambil tersenyum) Coba bayangkan! Saya tidak ingat kapan pastinya, saya ingat bahwa ada pembicaraan dengan satu atau dua tim berbeda. Tapi, tentu saja saya takkan ragu untuk menerimanya, jika saat itu ada peluang gabung United. Tentu saja saya akan langsung terima saat itu juga," ujar Cavani di situs resmi klub.
"Saya tidak ingat pasti kapan rumor itu muncul. Tapi yang saya ingat adalah saya sedang berada di Afrika Selatan untuk tampil di Piala Dunia, dan saya bernegosiasi dengan Napoli selama turnamen. Saya bilang, jika memang mereka yakin dan ingin saya gabung, maka itu akan sangat penting untuk saya. Jadi saya pun memutuskan untuk pindah ke Napoli dari Palermo," sambungnya.
Mungkin bagi Edinson Cavani, lebih baik telat gabung MU daripada tidak sama sekali.