Kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga, punya cerita membangkang perintah manajer Maurizio Sarri di final Piala Liga Inggris 2019. Begini kisahnya.
Kepa, yang dibeli pada musim 2018/2019, langsung membawa Chelsea ke final Piala Liga di tahun pertamanya. Manchester City lawannya di babak final.
Di Stadion Wembley ketika itu, laga berjalan sengit. Skor 0-0 bertahan hingga waktu normal habis, sehingga dilanjutkan ke babak tambahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jelang babak tambahan juga tuntas, dan masih belum ada gol, Kepa rupanya coba mengulur-ulur waktu. Ia berlagak cedera, sampai memanggil fisioterapis tim untuk membantu mengobatinya.
Baca juga: Kepa Diejek Jadi 'Manajer' Baru Chelsea |
Sarri, sebagai manajer, inisiatif mengganti Kepa Arrizabalaga dengan Willy Cabalero. Kiper Argentina itu bahkan sudah bersiap dan tinggal masuk ke lapangan.
![]() |
Namun, Kepa bisa kembali berdiri, dan menolak diganti. Di depan puluhan ribu penonton, Kepa berdebat dengan Sarri dari jauh. Kiper termahal di dunia itu memberi gesture dengan jarinya dirinya baik-baik saja dan tidak mau diganti.
Sarri, yang heran dengan keputusan Kepa, juga marah-marah di pinggir lapangan. Akhirnya, manajer asal Italia itu yang mengalah, dan Kepa tetap lanjut bermain untuk Chelsea.
![]() |
Saat laga dilanjutkan ke babak adu penalti, Chelsea kalah 3-4. The Blues gagal mengangkat piala kala itu.
Kepa, kepada The Player's Tribune, mengungkap cerita di balik keputusannya menolak perintah Sarri untuk keluar di final Piala Liga saat itu. Ia mengaku sebenarnya cuma mengulur waktu dan memberi tim jeda sejenak.
![]() |
"Setelah melakukan penyelamatan, saya merasakan sesuatu di kaki saya dan saya memanggil fisioterapis untuk memastikan itu bukan apa-apa. Namun, yang terpenting, saya ingin memastikan bahwa kami sebagai tim bisa mengatur napas," kata Kepa.
"Tiba-tiba, saya melihat pelatih Maurizio Sarri mengirim Willy Caballero untuk pemanasan. Dia pikir saya tidak bisa melanjutkan. Niat saya, benar atau salah, hanya membuang waktu untuk membantu tim. Saya tidak punya masalah serius yang akan menghalangi saya untuk terus bermain."
"Saya salah, dan saya minta maaf untuk semua orang yang terlibat: untuk Maurizio Sarri, yang sepertinya telah saya hina di depan umum; untuk Willy, rekan setim dan profesional yang hebat; dan untuk semua rekan satu tim saya dan penggemar Chelsea yang harus tahan dengan segalanya, semua kebisingan yang dihasilkan selama pertandingan dan kemudian di hari-hari setelahnya," katanya.