Pep Guardiola balas kritik yang ditujukan ke Manchester City karena terus-terusan belanja. Sang manajer kalem, bilang klub-klub lain dulu juga belanja gila-gilaan.
Manchester City musim ini baru memboyong Jack Grealish dari Aston Villa. Grealish dibeli dengan harga besar 100 juta Pounds atau setara Rp 1,9 triliun.
City belum selesai. Beberapa nama masih masuk dalam daftar incaran, khususnya penyerang tengah Harry kane yang juga siap diboyong dengan harga lebih besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabarnya, City siap memboyongnya seharga 130 juta Pounds atau setara Rp 2,5 triliun. Namun pihak Tottenham Hotspur, sepertinya masiih tak rela melepas Kane berapapun harganya.
Dalam satu dekade terakhir, Manchester City terus-terusan belanja banyak pemain dengan harga selangit. Dari tahun 2016 sejak era manajer Pep Guardiola saja, The Citizens sudah menghabiskan 1,04 miliar Euro atau setara Rp 17,5 triliun buat belanja pemain!
Oleh sebab itulah, banyak pihak melempar kritik ke Manchester City yang disebut boros belanja dan mempertanyakan kondisi keuangan klub.
Buktinya di pertengahan tahun 2020 kemarin, City pernah nyaris dihukum UEFA dengan larangan tampil di kompetisi antarklub Eropa selama dua tahun karena tuduhan memanipulasi dana sponsor pada rentang musim 2012 hingga 2016.
Ivestigasi dan sidang dilakukan, City akhirnya lolos dari hukuman itu.
Dilansir dari BBC, Pep Guardiola tampak panas dengan kritikan yang menjurus ke Manchester City terkait belanja besar-besaran. Guardiola menyebut tidak ada yang salah, toh dulu klub-klub lain juga suka belanja jor-joran.
"Di masa lalu, Manchester United memenangkan banyak gelar karena menghabiskan lebih banyak uang daripada klub lain. Anda ingat itu? Mereka lebih banyak belanja darii Manchester City karena kami saat itu tidak bisa melakukannya," jelasnya.
"Lalu Roman Abramovich datang ke Chelsea dan gantian mereka yang belanja gila-gilaan. Kemudian selanjutnya kami dengan Sheikh Mansour bisa melakukan hal itu. Apa masalahnya?" sambungnya.
![]() |
Pep Guardiola menjelaskan, kalau klub-klub Liga Inggris sebenarnya bisa belanja banyak. Tapi kembali ke pihak klub masing-masing, mau nggak mengeluarkan duit untuk belanja dan apakah sudah menstabilkan keuangan klub.
"Kami melakukan segalanya dengan benar. Kalau keuangan klub ada yang tidak beres, kami mampu membuktikannya," tegas Guardiola.
"Saya sudah katakan sebelumnya, ada kok pemilik-pemilik klub yang cuma mau keuntungan untuk dirinya sendiri," sindirnya membalas.
(aff/cas)