Claudio Ranieri sukses membuat Ole Gunnar Solskjaer dipecat Manchester United. Ini bukan pertama kalinya sang Italiano 'mendepak' seorang pelatih dari jabatannya, karena Jose Mourinho pun pernah menjadi korban.
Memang berlebihan jika menyebut Ranieri sebagai penyebab utama lengsernya Solskjaer dari MU, mengingat hasil-hasil yang diraih Setan Merah di tiga bulan pertama musim ini memang mengecewakan. Di Liga Inggris, mereka sudah kalah 4 kali sebelum bertemu Watford.
Masalahnya, Watford sedang berjuang di papan bawah. Ranieri pun baru ditunjuk pada Oktober lalu untuk menyelamatkan klub. Kalah 1-4 dari tim yang sudah 7 kali kalah musim ini jelas sulit diterima. Wajar bila kesabaran manajemen MU pun habis. Ranieri hanyalah seorang 'algojo' dalam pemecatan Solskjaer.
Bicara soal menjadi algojo, jauh sebelum Solskjaer, Ranieri juga pernah melakukannya kepada Mourinho yang sedang melatih Chelsea di musim 2015/16. Saat itu The Tinkers sedang membesut Leicester City.
Chelsea yang berstatus juara bertahan Liga Inggris kala itu sedang diterpa masalah internal, salah satunya dipicu konflik Mourinho dengan dokter tim, Eva Carneiro.
Hingga pekan ke-15, The Blues sudah kalah delapan kali dan terjerembab di posisi 14 klasemen. Di pekan ke-16, Chelsea bersua Leicester di King Power Stadium, 14 Desember 2015.
![]() |
Ranieri, yang pernah dipecat Chelsea pada 2004 dan digantikan oleh Mourinho, diketahui pernah mendapat sindiran dari pelatih Portugal itu, disebut 'sudah terlalu tua' dan minim gelar.
Namun seusai 90 menit, Leicester yang keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1. Mourinho menyalami Ranieri lebih dulu seusai laga, yang disambut tanpa dendam oleh pria kelahiran Roma itu. Tiga hari setelah laga itu, Mourinho dipecat, dan itu menjadi awal kemunduran kariernya selama 6 tahun terakhir.
Sementara Ranieri, ia meraih gelar juara Liga Inggris bersama Leicester 5 bulan berselang, sebuah capaian fantastis yang disambut pujian dari seluruh dunia. Gelar yang membuat siapapun tak berani lagi menghinanya.