Pemain Resah karena Omicron, Guardiola: Apa Mereka Perlu Mogok?

Pemain Resah karena Omicron, Guardiola: Apa Mereka Perlu Mogok?

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Jumat, 24 Des 2021 04:00 WIB
LIVERPOOL, ENGLAND - OCTOBER 03: Pep Guardiola, Manager of Manchester City acknowledges the fans following the Premier League match between Liverpool and Manchester City at Anfield on October 03, 2021 in Liverpool, England. (Photo by Michael Regan/Getty Images)
Pep Guardiola mendukung keresahan pemain terkait krisis COVID-19 di Premier League. (Foto: Getty Images/Michael Regan)
Jakarta -

Premier League tengah dipukul krisis COVID-19 seiring merebaknya Omicron. Manajer Manchester City Pep Guardiola mendukung keresahan pemain soal krisis ini.

Pekan lalu, enam dari total 10 pertandingan Premier League mengalami penundaan akibat merebaknya kasus COVID-19 di klub-klub. Sky Sports melaporkan dalam pekan lalu, ada 90 kasus terkonfirmasi di antara para pemain dan staf, yang merupakan rekor dalam 2 tahun pandemi.

Akhir pekan ini, dua pertandingan yakni Liverpool vs Leeds United dan Wolverhampton Wanderers vs Watford resmi ditunda. Tapi Premier League sebelumnya sudah menegaskan tak ada niat untuk menghentikan sementara kompetisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal desakan untuk berhenti sementara demi memutus rantai penyebaran sudah bermunculan. Kekhawatiran lainnya adalah dampaknya ke para pemain mengingat Premier League punya jadwal padat di periode Natal-Tahun Baru.

Sejumlah klub yang kehilangan pemain akibat COVID-19 tak punya banyak pilihan dalam rotasi pemain. Sehingga beban fisik yang ditanggung pemain menjadi lebih berat.

ADVERTISEMENT

Kapten Liverpool Jordan Henderson menyoroti hal ini dan menyebut tak ada yang benar-benar peduli dengan kondisi pemain. Manajer Arsenal Mikel Arteta sudah mendesak semua pihak untuk lebih mendengarkan suara pemain dan sentimen serupa diungkapkan Pep Guardiola.

"Cuma di sini satu-satunya negara yang tak menerima lima pergantian, hanya tiga. Kenapa? Kita ingin melindungi pemain, jadi terapkan lima pergantian. Itu jauh lebih baik mengingat jumlah pertandingannya, tapi Premier League dan klub-klub bilang tidak," ungkapnya dikutip Sky Sports.

"Kalau para pemain dan manajer bersatu dan mogok atau bagaimana...omongan saja tidak menyelesaikan apapun. UEFA, FIFA, Premier League, pemilik hak siar, bisnis lebih penting dari kesejahteraan pemain. Contoh sederhananya adalah lima pergantian."

"Beri tahu saya satu argumen untuk lebih memperhatikan kesejahteraan pemain selain ini. Kalau kita bicara soal kesejahteraan pemain, kalau dari para pemain, asosiasi pemain bilang 'Oke kami enggak main lagi sampai ini diselesaikan'. Mungkin kita butuh mogok agar orang-orang memperhatikan," imbuh manajer asal Catalunya ini.




(raw/adp)

Hide Ads