Granit Xhaka Merasa Serba Salah

Granit Xhaka Merasa Serba Salah

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Minggu, 23 Jan 2022 09:30 WIB
LONDON, ENGLAND - DECEMBER 13: Granit Xhaka of Arsenal is shown a red card by match referee Graham Scott during the Premier League match between Arsenal and Burnley at Emirates Stadium on December 13, 2020 in London, England. A limited number of spectators (2000) are welcomed back to stadiums to watch elite football across England. This was following easing of restrictions on spectators in tiers one and two areas only. (Photo by Laurence Griffiths/Getty Images)
Granit Xhaka sudah enam kali dikartu merah selama memperkuat Arsenal. (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Granit Xhaka disorot tajam karena kartu merahnya saat melawan Liverpool. Gelandang Arsenal itu merasa bakal salah, apapun keputusannya di lapangan.

Granit Xhaka dikartu merah langsung saat Arsenal dan Liverpool berimbang 0-0 di leg pertama semifinal Piala Liga Inggris pekan lalu. Ia mengangkat kaki terlalu tinggi saat hendak memotong umpan Andy Robertson dan mengenai dada Diogo Jota.

Itu kartu merah kedua Xhaka musim ini. Sebelumnya pemain 29 tahun itu juga diusir wasit ketika Arsenal dihajar Manchester City 0-5 pada awal Premier League musim ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepanjang kariernya bersama Arsenal, yang dimulai pada 2016, Xhaka sudah mengoleksi enam kartu merah. Gayanya yang terlalu keras dan gemar mengambil risiko kerap dikritik.

Dalam wawancara eksklusif dengan Sky Sports untuk acara Soccer Saturday, Granit Xhaka menjelaskan situasinya.

ADVERTISEMENT

"Bukannya saya merencanakannya ya. Bukan juga saya berniat melakukannya. Tapi terkadang saya ada di posisi harus mengambil keputusan 50-50. Itu memang berisiko. Orang-orang sekarang bilang, 'Kenapa sih ambil risiko terus?'. Ya inilah saya," ungkapnya dilansir Sky Sports.

"Saya tak bisa berubah dari hari ini ke besok begitu saja. Tentu saja saya perlu lebih baik lagi dan saya tahu saya butuh berkembang. Tapi di momen itu, kalau Jota mengambil bola dan mencetak gol, mereka akan bilang 'Kenapa enggak dihentikan?'. Lalu ketika saya menghentikannya, mereka bilang 'Kenapa kamu dikartu merah?'."

"Pada akhirnya, setelah pertandingan semua orang jadi lebih pintar dari ketika di momen itu, termasuk saya. Tentu saja ketika saya melihatnya kembali dan bertanya 'Perlu enggak sih melakukan duel itu?' Jawabannya tidak."

"Tapi ini adalah sebuah momen, satu detik, ketika saya harus bikin keputusan dan kali itu saya membuat keputusan yang salah dan saya merasa menyesal buat tim, buat para suporter. Tapi syukurlah mereka bekerja luar biasa setelah itu," imbuh gelandang internasional Swiss tersebut.




(raw/mrp)

Hide Ads