Manchester United limbung sejak ditinggalkan Sir Alex Ferguson. Untuk mencapai kestabilan, 'Setan Merah' mesti mulai melihat setidaknya 2-3 tahun ke depan.
Sepeninggal Sir Alex Ferguson pada 2013, MU merosot. Dari tim langganan juara, kini MU bahkan kesulitan untuk sekadar mengamankan posisi di empat besar.
Dalam delapan musim penuh sejak Sir Alex pergi, MU empat kali finis di luar empat besar. Mereka sempat dua kali menuntaskan musim sebagai runner-up (2017/2018 dan 2020/2021), tapi juga tak kompetitif di persaingan gelar karena tertinggal 12 dan 19 poin dalam dua musim tersebut.
Baca juga: Cobalah Tiru De Gea, Maguire! |
Mantan asisten Sir Alex, Rene Meulensteen, menilai MU kehilangan arah. Saat ini klub lebih fokus ke solusi instan, dengan perekrutan-perekrutan pemain jadi, yang ternyata juga kerap tak memenuhi ekspektasi.
"Yang harus dilakukan adalah, dan ini seharusnya selalu dilakukan, melihat ke apa yang akan tim Anda punya dalam dua atau tiga tahun ke depan. Begitulah sebuah klub mendapatkan stabilitas," ujarnya dikutip The Sun.
"Saya tak yakin itu terjadi dalam delapan tahun terakhir. Apakah kita mencari De Gea, Maguire, Matic, Cavani, dan bahkan Cristiano Ronaldo yang berikutnya? Klub seharusnya sekarang melihat ke bagaimana United akan terlihat dalam 2-3 tahun ke depan," imbuh Meulensteen.
Meulensteen menyebut cara tersebut diterapkan Sir Alex dan menjadi kunci dominasi MU. Regenerasi berjalan dengan baik sehingga tim selalu punya penerus yang sudah bisa diandalkan.
"Kami dulu selalu memperhatikan dua kata 'Jadi' dan 'Proses Jadi' ketika mengidentifikasi pemain. Misalnya, Robin van Persie itu pemain jadi karena dia adalah barang sekarang," sambung pria yang kini jadi asisten pelatih timnas Australia itu.
"Tapi Anda selalu mencari sosok yang 'dalam proses jadi' yang akan menggantikan mereka. Lihat saja bagaimana Guardiola menangani Phil Foden, dia diberi tahu sebagai pemain yang dalam proses dan ketika David Silva pergi, kejadian kan. Itu maksud saya," tambah Meulensteen.
(raw/nds)