Manajer Manchester City Pep Guardiola berkelakar dengan melabeli Liverpool sebagai tim yang sangat menjengkelkan. Pep merasa Liverpool mampu menjegal City.
The Citizens baru saja unjuk keperkasaan sebagai salah satu unggulan di Liga Champions. Bertandang ke markas Sporting Lisbon pada leg I babak 16 besar, City memetik kemenangan mudah 5-0.
Tidak bisa dipungkiri kemenangan tersebut menempatkan City satu kaki di babak perempatfinal. Sporting butuh keajaiban untuk lolos karena mesti menang dengan selisih enam gol di Etihad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Anomali Manchester City di Liga Champions |
Meski demikian, Guardiola meyakini ada beberapa tim yang bisa menggagalkan Man City juara Liga Champions musim ini. Salah satunya adalah Liverpool. Sekadar informasi, the Reds masih sempurna setelah mengatasi Inter Milan 2-0 untuk meraih kemenangan ketujuh beruntun sedari fase grup.
Selain itu Liverpool bisa dibilang menjadi satu-satunya rival City yang tersisa dalam persaingan Liga Inggris. Kedua tim menempati dua peringkat teratas dengan selisih sembilan poin, tapi Liverpool masih memiliki satu laga sisa. Secara matematika, masih ada peluang si Merah menyalip.
"Liverpool," jawab Guardiola kepada CBS Sports. "Mereka enam poin di belakang kami, Liverpool itu rival yang lebih berat di musim-musim sebelumnya, selalu bisa bersaing."
Baca juga: Klopp: Liverpool Belum Aman! |
"Mereka itu sangat menjengkelkan sepanjang waktu. Mereka itu sebuah tim fantastis di Eropa. Coba lihat PSG sekarang, mereka bermain dengan sangat baik melawan Madrid, lihatlah Inter Milan atau Liverpool atau [Manchester] United."
"Ketika Anda favoritnya sekarang di bulan Februari, mereka menghambat Anda di April atau Mei. Di sebuah kompetisi yang panjang seperti Premier League, ketika Anda memenanginya maka Anda lah yang terbaik."
"Tapi di Liga Champions ini... [beda].. Target pertama kali, untuk margin yang kecil, itu sebuah gol. Bisa saja offside, tapi tetaplah sebuah gol. Dan perbedaannya di menit berikutnya, pertandingan berikutnya, karena itu mengubah segalanya. Di Premier League tidak, tapi iya di kompetisi seperti ini," Guardiola menyimpulkan.