Roman Abramovich telah memutuskan untuk menjual Chelsea. Ini sekaligus membuat masa depan Thomas Tuchel sebagai manajer The Blues menjadi tanda tanya.
Abramovich tengah berupaya menjual klub yang dikuasainya sejak 2003 tersebut. Invasi Rusia ke Ukraina ikut menyeret namanya, karena dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, sehingga mengancam kelangsungan hidup Chelsea.
Jika bukan karena isu tersebut, Abramovich niscaya tak akan mau melepas Chelsea berapapun harganya. Tapi untuk saat ini, ia membuka negosiasi untuk siapapun yang bisa membawa setidaknya 3 miliar paun atau sekitar Rp 57,6 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran pemilik baru tentu berpotensi munculnya kebijakan baru. Bukan hal yang mustahil mengakibatkan beberapa perubahan di jajaran kepengurusan klub sampai pelatih.
Tuchel kemudian ditanya apakah penjualan klub yang dilakukan Abramovich akan menimbulkan masalah bagi dirinya. Pria asal Jermain itu ternyata tidak memiliki keresahan, namun berharap bisa terus bertahan di Chelsea.
"Saya senang bekerja di Premier League dan di Inggris, merasakan tradisi dan cinta untuk olahraga. Ini adalah tempat yang luar biasa," ujarnya dikutip dari BBC Sports.
"Chelsea, dari sudut pandang saya, sangat cocok, dan saya senang berada di sini dengan segala sesuatu tentang klub. Mudah-mudahan, ini terus berlanjut," tuturnya.
"(Kini) ada ketidakpastian, tetapi bukankah itu selalu ada sebagai pelatih sepakbola? Jadi, saya dilatih untuk menghadapinya di level yang berbeda dan ini level yang cukup, saya harus jujur. Saya berharap semuanya akan berakhir dengan baik," Tuchel menegaskan.
Tuchel percaya siapa pun pemilik Chelsea nantinya, bakal punya tugas yang cukup mudah. Hal itu dikarenakan The Blues sudah terorganisir dengan baik.
"Saya masih berharap untuk hasil yang positif dan saya masih berpikir Chelsea adalah klub yang kuat dan akan tetap menjadi klub yang kuat," ucapnya.
"Pemilik kami telah memutuskan untuk menjual klub, tetapi dia menjual klub yang kuat, solid, dan sangat terorganisasi dengan baik di level tertinggi," tutur Tuchel.
(ran/nds)