Chelsea merasa mengalami anomali setelah dua kekalahan beruntun dan telak di kandang. The Blues tiba-tiba saja kehilangan jati dirinya.
Chelsea ditampar lawannya di Stamford Bridge dalam dua laga terakhir. Mereka kalah 1-4 dari tim papan bawah Brentford di Liga Inggris, lalu dibungkam Real Madrid 1-3 pada leg pertama perempatfinal Liga Champions.
Kekalahan ini menjadi alarm serius buat Chelsea. Sebab sebelumnya klub London barat itu baik-baik saja sebelum jeda internasional, dengan merangkai enam kemenangan beruntun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan jika dirunut lebih jauh, sejak imbang 1-1 lawan Brighton & Hove Albion pada 19 Januari lalu, mereka hanya sekali gagal menang dalam 13 laga. Satu-satunya partai di mana mereka tak menang itu adalah saat kalah adu penalti dari Liverpool di final Piala Liga Inggris.
Manajer Chelsea Thomas Tuchel sampai beberapa kali menekankan bahwa dua hasil terakhir adalah hal yang sangat di luar dugaan. Sementara tak ada perubahan masif atau signifikan yang dilakukannya di dalam tim, hasilnya tiba-tiba berbeda.
Tuchel pun mengambil salah satu indikator, yakni bagaimana timnya biasanya begitu solid. Sebelum digelontor Brentford empat gol, Thiago Silva dkk adalah tim dengan pertahanan terbaik kedua setelah Manchester City.
Mereka cuma kebobolan 19 gol dalam 28 pertandingan, atau dengan rasio 0,68 gol per laga. Lalu empat gol seketika bersarang ke gawang saat menjamu Brentford.
Tuchel mengakui ini bukan hal yang mudah untuk ditangani. Tapi ia menantikan reaksi para pemain saat Chelsea bertandang ke Southampton, Sabtu (9/4/2022) malam WIB dalam lanjuta Liga Inggris.
"Yang mengejutkan, kami kehilangan struktur permainan di laga terakhir. Lalu tak ada ritme dan repetisi serangan, ketertiban posisi saat menyerang. Kami kekurangan intensitas dan investasi saat bertahan," ujarnya dikutip Sky Sports.
"Ini bukan soal kritik umum, ini soal detail akan berbagai situasi. Saya menyayangi para pemain dan tim, dan kami bisa lebih baik lagi bersama-sama."
"Kemarin itu sangat bukan kami. Kami melihat kembali persoalannya, membicarakannya dengan tim. Kami perlu menghentikan ini secepatnya, dan kesempatan terbaiknya adalah besok."
"Bukan kami banget untuk bertahan seperti ini dan kebobolan begitu banyak gol. Kami tidak menduganya karena tidak jadi masalah sebelum jeda internasional. Ini tak mudah ditangani karena tidak ada pola," imbuh pria Jerman tersebut.
(raw/ran)