Eks bintang Manchester United Patrice Evra masih terluka karena Antonio Conte batal direkrut. Menurut dia, Conte akan mampu menyelamatkan MU di musim lalu.
Pada awalnya, manajer Italia itu dipertimbangkan MU untuk menggantikan Ole Gunnar Solskjaer yang dipecat di akhir 2021. Conte toh memiliki pengalaman di Premier League saat membesut Chelsea bahkan memenangi liga dan Piala FA. Meski akhirnya dipecat usai the Blues finis kelima pada 2017/18.
Setan Merah akhirnya menunjuk pelatih kawakan Jerman Ralf Rangnick sebagai manajer interim sampai akhir musim 2021/22. Rangnick pun gagal usai MU malah terpuruk usai finis keenam dengan 58 poin, jumlah poin terendah sejak 1990.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu Antonio Conte yang kemudian bergabung Tottenham Hotspur menuai sukses. Conte memimpin Spurs dari posisi kesembilan untuk finis keempat di akhir musim.
"Melukai hatiku karena kurasa Conte, [Juergen] Klopp, [Pep] Guardiola - manajer-manajer itu sekarang adalah yang terbaik di dunia dan kami bisa saja memiliki dia di Manchester United," sungut Evra kepada Mirror. "Tapi beberapa orang di klub malah bilang: 'dia bukan gaya kami, bukan yang kami cari.'
"Jadi lihat saja sih, sekarang kami memiliki Erik ten Hag. Kita lihat saja apa yang akan dia lakukan. Dia mendapatkan dukungan dariku. Bahkan sekalipun seorang koki yang didatangkan Manchester United, dia akan mendapat dukunganku sepenuhnya," sambung pemilik lima medali juara Premier League itu.
"Sungguh mengecewakan karena dia [Conte] bisa saja melakukan sesuatu di Manchester United. Anda bisa melihatnya di Tottenham, dia membantu mereka lolos ke Liga Champions. Mereka punya pemain yang sama, itulah mengapa si manajer itu genius. Saat aku bergabung Juventus, setiap pemain mengatakan: 'Patrice, orang ini genius. Dia itu kecanduan dan sangat bergairah tentang sepakbola. Jadi kamu akan banyak berlari. Dia akan bikin kamu berkeringat.'"
"Tapi kalau anda melihat pada fans Tottenham, mereka sangat gembira karena saat mereka melihat para pemainnya sekarang, kalah atau menang, mereka memberikan segalanya. Begitulah mentalitas Antonio Conte. Itulah mengapa aku bilang ini menyakitkan. Bukan karena Tottenham, aku sih menyukai setiap tim, tapi hanya karena Conte bisa saja melakukan sesuatu," Evra menambahkan.
(rin/krs)