Bos Tottenham Hotspur Daniel Levy menyoroti ketimpangan di Premier League. Ia menyinggung segelintir klub yang punya kendali terlalu besar.
Hal tersebut diungkapkan CEO Tottenham Daniel Levy saat memaparkan laporan keuangan terbaru klubnya. CEO terlama di klub Premier League itu membahas soal kebijakan transfer yang tak berkelanjutkan di liga.
Musim ini Premier League sedang heboh oleh dua klub. Pertama Chelsea, yang menghabiskan dana sekitar 566 juta paun dalam dua bursa transfer, untuk belanja pemain di bawah pemilik baru, Todd Boehly.
Yang kedua adalah Manchester City, yang tengan didakwa Premier League atas kasus pelanggaran aturan finansial. Man City didakwa melakukan lebih dari 100 pelanggaran dalam rentang 2009-2018, sehingga kini terancam pengurangan poin, pencopotan gelar, atau degradasi.
Baca juga: Belanja Masif Bukti Ambisi Besar Chelsea |
Daniel Levy menilai ada ketimpangan kekuatan finansial yang terlampau besar di Premier League saat ini. Ia menyiratkan ini tak sehat buat kompetisi.
"Lanskap Premier League sudah berubah secara signifikan. Bisa dipahami kalau sejumlah suporter meminta belanja lebih banyak, yang sebagian besar langkah itu tidak berkelanjutan buat kebanyakan klub," ujarnya dikutip BBC.
"Kami bersaing di sebuah liga, yang mana kita sudah melihat lebih banyak kepemilikan dari kekayaan negara dan pendanaan konsorsium, dan di sebuah liga tempat kekuatan belanja sekarang berada di tangan segelintir yang mendominasi dan punya kemampuan untuk mengutak-atik pasar," imbuhnya.
Simak Video "Video Musim Aneh Spurs: Jeblok di Premier League, Capai Final Liga Europa"
(raw/rin)