5 Penyebab Bobroknya Lini Belakang Liverpool

Yanu Arifin - detikSepakbola
Kamis, 23 Feb 2023 15:20 WIB
Virgil van Dijk disorot atas lemahnya barisan belakang Liverpool musim ini. (Foto: Dave Howarth - CameraSport via Getty Images)
Liverpool -

Kekalahan dari Real Madrid menjadi bukti terbaru lemahnya lini belakang Liverpool. Setidaknya, ada lima penyebab pertahanan The Reds bobrok.

Liverpool dilumat Real Madrid pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Bertanding di Anfield, Rabu (22/2/2023) dini hari WIB, Mohamed Salah dkk dibantai 2-5.

Bukan kali pertama bagi Liverpool kalah dengan kebobolan tiga gol atau lebih. Tercatat, sudah delapan kali pasukan Juergen Klopp kebobolan tiga gol atau lebih.

Menurut The Athletic, Liverpool sudah kebobolan 47 gol dari 35 laga di ajang resmi musim ini, atau rata-rata 1,34 gol per laga. Musim lalu, dalam periode yang sama, Si Merah baru kebobolan 30 kali atau 0,86 gol per laga, dengan cuma tiga kali kebobolan dengan tiga gol.

Laga melawan Real Madrid juga membuktikan lemahnya lini belakang Liverpool. Enam dari tembakan Madrid langsung berbuah lima gol ke gawang Liverpool. Lantas apa yang menyebabkan begitu lemahnya barisan belakang Liverpool?

Athletic menyebut, ada lima faktor yang menyebabkan lemahnya lini belakang Liverpool. Yang pertama adalah pasifnya barisan belakang.

Bek Virgil van Dijk menjadi sorotan, sebab gaya bermainnya yang pasif. Sebagai pemimpin bek, pemain Belanda itu dicap malas membuat tekel saat berduel dengan lawan. Tandemnya, Joe Gomez, juga serupa. Pemain Inggris itu juga terkadang lemah dalam menjaga lawan.

Faktor kedua adalah lini kanan pertahannya yang mudah diekspos lawan. Lubang yang ditinggalkan Trent Alexander-Arnold karena kerap naik ke depan, gagal ditutup. Apesnya, bek tengah kanannya juga gagal maksimal, sebab Juergen Klopp juga kerap merotasi Joe Gomez dan Joel Matip.

Faktor ketiga adalah lemahnya mengantisipasi bola mati di kotak penalti. Gol ketiga Real Madrid yang dicetak Eder Militao menjadi buktinya, saat tak ada pemain Liverpool berusaha menjaganya, meski unggul jumlah orang di depan gawang.

Kesalahan itu juga kerap terjadi di Liga Inggris, yang membuat Liverpool cukup mudah kebobolan dari situasi set pieces.

Kemudian faktor keempat adalah kiper Alisson, yang kerap membuat kesalahan meski menjadi pemain paling bekerja keras di belakang. Jumlah saves-nya berbanding dengan kesalahan-kesalah yang kerap dilakukannya. Musim ini, ia sudah menghadapi 100 tembakan dan persentase penyelamatannya mencapai 72 persen, turun tiga persen dari msim lalu.

Beberapa kesalahan terlihat di Liga Inggris, dan terakhir saat melawan Real Madrid. Gol Vinicius Junior dan gol kelima Madrid yang dicetak Karim Benzema menjadi buktinya, saat Alisson salah membuat pergerakan dalam mengantisipasi bola.

Dan yang terakhir adalah absennya Ibrahima Konate, yang mengalami cedera. Pemain Prancis itu sedianya bisa menjadi mitra oke buat Van Dijk, namun cedera menghalanginya sejak Januari.

Konate, yang baru bermain 10 kali musim ini, dinilai punya banyak kelebihan. Selain kecepatan dan power lebih ketimbang Joe Gomez atau Joel Matip, Konate juga punya duel udara yang bagus. Pemain berusia 23 tahun itu juga jago membaca permainan dan bisa berkomunikasi dengan baik di lapangan bagi Liverpool.




(yna/cas)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork