Cinta Liga Italia yang Bersemi di RCTI

Nostalgia Olahraga 1990-an

Cinta Liga Italia yang Bersemi di RCTI

Putra Rusdi K - Sepakbola
Sabtu, 23 Nov 2019 20:15 WIB
Christian Vieri jadi salah satu idola pecinta Liga Italia di era 90-an (Claudio Villa /Allsport)
Jakarta - Di era 90-an, Liga Italia adalah kiblat utama bagi para penikmat sepakbola di Indonesia. Gemerlap kompetisi Negeri Pizza mengalahkan Liga Inggris di kala itu.

Menyaksikan RCTI di malam hari kala akhir pekan pada era 90-an adalah waktu yang khusyuk bagi para penikmat sepak bola. Saat itulah bintang-bintang di Liga Italia beraksi di layar kaca.

Liga Italia memang menjadi primadona bagi para pencinta sepakbola. Pamor mereka sebagai kompetisi terbaik dunia tak terbantahkan saat itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para bintang kelas atas mentas di kompetisi ini. Sebut saja Zinedine Zidane, Gabriel Batistuta, Andriy Shevchenko, Ronaldo hingga George Weah.






Mereka menambah semarak Serie A berpadu dengan talenta-talenta lokal dari generasi emas Italia di era 90-an, macam Alesandro Del Piero, Christian Vieri, Paolo Maldini, Alesandro Nesta hingga Gianluigi Buffon.

Liga Italia di era 90-an semakin menarik karena persaingan antar tim begitu sengit. Tak ada dominasi Juventus yang begitu kentara seperti saat ini.

The Magnificent Seven yaitu Juventus, AC Milan, Inter Milan, Lazio, AS Roma, Parma, dan Fiorentina kala itu bisa saling sikut untuk posisi di papan atas. Musim 1998-1999 mungkin menjadi musim paling diingat dari sengitnya persaingan The Magnificent Seven.

Sepanjang kompetisi, tujuh tim ini nyaris silih berganti menduduki posisi Capolista. Sebelum akhirnya Milan meraih Scudetto di akhir musim dengan keunggulan satu poin dari Lazio di urutan kedua.

Liga Italia memang begitu membius ketika berada di RCTI. Mungkin pencinta sepakbola di era 90-an tak akan lupa saat Rayana Jaka Surya dengan suara khasnya melaporkan kondisi sebelum laga di layar kaca RCTI.






Saking mempesonanya Serie A banyak anak-anak generasi 90-an di masa lalu yang menirukan sang idola di lapangan petak dekat rumah. Menjadi Gabriel Batistuta dengan selebrasi "Machine Gun" atau berlagak seperti pesawat terbang ala Vincenzo Montella adalah hal yang lumprah saat itu.

Jika ingin sedikit berbeda, jadilah Rui Costa dengan kaos kaki pendek saat bermain bola. Kecintaan generasi 90-an terhadap Serie A memang sulit dilunturkan.

Padahal di era yang sama juga hadir Liga Inggris yang disiarkan oleh SCTV. Premier League pada era 90-an sebenarnya juga menyajikan banyak bintang seperti Denis Bergkamp, Eric Cantona, Gianfranco Zola hingga Dwight Yorke.

Namun Kick n Rush tak mampu menggusur indahnya goyang samba Ronaldo, pallonetto Totti, atau Catenaccio dari hati generasi 90-an.





(pur/din)

Hide Ads