Cara Maldini Pagari Pemain Milan dari Kegaduhan European Super League

Cara Maldini Pagari Pemain Milan dari Kegaduhan European Super League

Lucas Aditya - Sepakbola
Kamis, 22 Apr 2021 20:15 WIB
LECCE, ITALY - JUNE 22: Paolo Maldini of Milan during the Serie A match between US Lecce and  AC Milan at Stadio Via del Mare on June 22, 2020 in Lecce, Italy. (Photo by Maurizio Lagana/Getty Images)
Paolo Maldini mencegah CEO AC Milan, Ivan Gazidis, untuk membahas European Super League dengan para pemain. (Foto: Getty Images/Maurizio Lagana)
Jakarta -

CEO AC Milan, Ivan Gazidis, berupaya untuk membahas European Super League dengan para pemain. Direktur Teknik Rossoneri, Paolo Maldini, mencegah upaya itu.

Milan masuk ke dalam salah satu tim yang menggagas European Super League. I Diavolo Rosso belum pasti mundur dari kompetisi yang dideklarasikan 12 tim itu.

Sebanyak 6 klub Inggris sudah memutuskan menarik diri. Liverpool, Manchester United, Manchester City, Tottenham Hotspur, Chelsea, dan Arsenal deretannya. Langkah itu juga diikuti oleh Inter Milan lalu disusul oleh Atletico Madrid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilaporkan La Repubblica, Gazidis ingin mengadakan pertemuan dengan pemain-pemain Milan. Dia ingin memberikan penjelasan mengenai yang terjadi.

Maldini, yang kabarnya tak tahu-menahu secara terperinci keterlibatan Milan di European Super League, mencegah koleganya itu untuk masuk ke ruang ganti.

ADVERTISEMENT

Gazidis diminta oleh Maldini pergi. Dia tak mau para pemain Milan terganggu dengan isu yang melibatkan manajemen tim asal kota mode itu.

Selain klub-klub di atas, Real Madrid dan Juventus masih bertahan di European Super League. Sementara itu, Barcelona juga masih belum membuat keputusan.

Ultras Milan sudah mengecam European Super League. Mereka menolak menjadi alasan untuk menggelar turnamen yang disebut didanai oleh JP Morgan itu.

"Sepakbola memang milik rakyat bahkan ketika Final Supercoppa dimainkan di benua lain. Sepakbola memang milik rakyat bahkan ketika Piala Dunia terpaksa digelar di Qatar pada 2022, meski mengabaikan pelanggaran hak asasi manusia," bunyi pernyataan tersebut, yang dikutip dari Football Italia.

"European Super League hanyalah langkah menjijikkan terbaru, tetapi mereka yang membawa sepakbola ke titik ini juga tidak kalah anehnya, jadi selamatkan kami dari pertunjukan retorika dan moralitas yang menggelikan ini."

"Sekarang uangnya hampir habis nih, silakan bertengkar di antara kalian sendiri, tetapi jangan berani-berani menyebutkan nama fans. B*B*!" kata pernyataan itu lagi.

(cas/aff)

Hide Ads