Giorgio Chiellini geram dengan serangan rasisme yang menyasar bek Napoli, Kalidou Koulibaly. Dia menilai pelecehan tersebut sebagai sesuatu yang memalukan.
Koulibaly menjadi korban rasisme dalam laga Serie A antara Fiorentina vs Napoli yang berlangsung di Stadion Artemio Franchi, Minggu (3/10/2021) malam. Bek Senegal itu dilecehkan secara rasial oleh fans La Viola saat berjalan ke ruang ganti bersama dua rekannya, Victor Osimhen dan Andre Zambo Anguissa.
Osimhen dan Anguissa mencoba menghiraukan pelecehan tersebut dan secara ironis tersenyum ke arah suporter lawan. Reaksi berbeda diberikan Koulibaly, yang amat berang dengan perlakuan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Monyet sialan". Mereka memanggil saya seperti itu. Ini adalah sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan olahraga. Mereka harus diidentifikasi dan dilarang masuk ke stadion selamanya," cuit Koulibaly di Twitter, Senin (4/10).
Kubu Fiorentina kabarnya telah meminta maaf atas kejadian buruk yang dialami Kalidou Koulibaly di markas mereka. Sementara itu, pihak berwenang tengah menyelidiki insiden rasisme tersebut.
Ini bukan kali pertama Koulibaly mendapat serangan rasisme di Italia. Pemain 30 tahun itu pernah menjadi korban pelecehan serupa dua kali di tahun 2018 saat bertanding menghadapi Juventus dan Inter Milan.
Serangan rasisme kepada Koulibaly turut mendapat perhatian dari kapten Juventus, Giorgio Chiellini. Bek 37 tahun itu mengaku malu mengetahui pelecehan secara rasial masih terjadi di Italia.
"Saya malu sekali, baik sebagai orang Italia maupun sebagai orang Tuscan. Italia dalam pandangan saya adalah bukan negara rasis," kata Chiellini, dilansir dari La Gazzetta dello Sport.
"Itu adalah sesuatu yang tidak bisa diterima. Kami membutuhkan hukum dan aturan untuk diterapkan," pungkasnya perihal kasus rasisme yang menimpa Kalidou Koulibaly.
(bay/raw)