Juventus ingin melepas Aaron Ramsey pada bursa transfer Januari. Namun opsi pemutusan kontrak tampak lebih rasional untuk dilakukan.
Dilaporkan Calciomercato, keinginan Juventus melepas Ramsey disebabkan dua faktor, yakni taktik dan gaji. Gelandang asal Wales itu tak nyetel dalam skema permainan pelatih Massimiliano Allegri.
Bos anyar Juventus itu ingin memakainya sebagai deep-lying playmaker, tetapi kondisi fisik Ramsey yang tak sesuai harapan menyulitkannya mengemban tugas tersebut. Akibatnya, ia pun amat jarang diberi kesempatan bermain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musim ini, Ramsey baru turun 5 kali, dan hanya tampil selama 112 menit saja. Ia terakhir bermain di Serie A pada 26 September lalu saat menghadapi Sampdoria, dan penampilan terakhirnya di Liga Champions terjadi pada 20 Oktober lalu, saat ia diberi jatah main selama 6 menit melawan Zenit Saint Petersburg.
Catatan di atas menjadi sinyal bahwa Allegri tak butuh-butuh amat dengan Ramsey. Ditambah lagi dengan gajinya yang tinggi, pemain 30 tahun itu kini dinilai sebagai surplus.
Ramsey masuk dalam 10 besar pemain dengan gaji tertinggi di Juventus, diperkirakan mencapai 10 juta Euro per musim. Ketimbang membayar semahal itu namun pemain yang dimaksud tak memberi kontribusi setimpal bagi klub, maka dilepas menjadi pilihan logis, sehingga alokasi gaji yang ada bisa diberikan ke pemain lain.
Juventus ingin melepas Ramsey pada Januari mendatang, namun kemungkinan akan mengambil opsi pemutusan kontrak, seperti yang pernah dilakukan kepada Gonzalo Higuain dan Blaise Matuidi.
Kontrak Ramsey di Turin tersisa sampai Juni 2023, dan sang pemain dikabarkan meminta ganti rugi yang cukup besar jika harus diputus kontraknya, meski tak disebut angka pastinya.
Lihat juga video saat 'Juventus Nyaris Saja Imbang':