Bek muda Inter Milan Alessandro Bastoni mengungkapkan, Sergio Ramos adalah idolanya. Meski demikian, Bastoni ingin lebih 'lembut' dari Ramos.
Ramos banyak dianggap sebagai bek tengah terbaik di generasinya. Pesepakbola berusia 35 tahun itu menghabiskan 16 tahun yang sukses bersama Real Madrid dengan memenangi total 22 trofi juara, termasuk lima LaLiga, dua Copa del Rey, empat Liga Champions.
Kesuksesan juga diraih Ramos di level internasional. Pemain yang kini membela Paris St. Germain itu sebelumnya tidak tergantikan di timnas Spanyol yang memenangi dua kali Piala Eropa dan sekali Piala Dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu Bastoni sedang menanjak. Setelah tampil memikat di 2019/2020, pesepakbola berusia 22 tahun ini nyaris selalu menjadi andalan Nerazzurri di musim berikutnya saat memenangi Scudetto.
Alessandro Bastoni tetap mempertahankan tempatnya di tim inti Inter Milan meski tongkat pelatih berganti dari Antonio Conte ke Simone Inzaghi. Di musim ini, Bastoni hanya dua kali absen (cedera) sehingga telah membuat 21 penampilan di seluruh kompetisi, yang membantu La Beneamata menempati Capolista dan lolos ke babak 16 besar Liga Champions.
![]() |
"Sergio Ramos, aku mengagumi segalanya tentang dia," cetus Bastoni kepada La Republicca. "Bagaimana dia di atas lapangan, kepribadian dia. Saat hari ulang tahunku, dia memberiku kausnya dan aku juga berbicara kepada dia, sekalipun aku tidak terlalu mengerti apa yang dia katakan karena dia berbicara Bahasa Spanyol. Tapi aku melihat orangnya seperti melihat pemain, seperti Materazzi."
Sergio Ramos tercatat sebagai pemain dengan rekor kartu terbanyak dalam sejarah Liga Spanyol (191). Ramos juga sudah 20 kali dikartu merah yang juga menjadi rekor di kompetisi itu. Plus, Ramos sudah mengoleksi 40 kartu kuning dan empat kartu merah di Liga Champions.
Kendati mengagumi Ramos, Bastoni ingin lebih kalem. Selama membela Inter Milan, Bastoni sudah diganjar total 19 kartu kuning dan satu kartu merah dalam 95 penampilannya.
"Itu sih bukan bawan dari lahir, Anda bisa mengusahakannya tapi memang tidak mudah. Meskipun tetap menjadi legenda bahwa pemain yang bagus secara teknik memiliki karakter yang lembut. Aku tidak mau seperti itu. Saat itu ada waktu ketika aku terlalu banyak mendapatkan kartu. Tentu saja, aku bisa berkembang dalam segalanya, dengan rekan-rekan yang luar biasa," Bastoni menambahkan.
(rin/mrp)