Presiden LaLiga, Javier Tebas, mengomentari krisis keuangan yang melanda Barcelona. Dia menilai masalah utama yang dialami Blaugrana bukan soal finansial.
Barcelona saat ini tengah dibelit krisis finansial parah. Utang Los Cules dilaporkan mencapai angka 1,5 miliar euro atau sekitar Rp 24,8 triliun.
Krisis ekonomi Barcelona dipicu buruknya manajemen klub pada periode kekuasaan Josep Maria Bartomeu. Blaugrana banyak membeli pemain bintang tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan klub.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Barcelona Benar-benar Nyaris Bubar |
Salah satu contohnya yakni pembelian Antoine Griezmann seharga 120 juta euro pada musim panas 2019. Barcelona rupanya membeli bintang Prancis itu dengan uang pinjaman, lantaran klub sama sekali tidak punya uang ketika itu.
Utang-utang untuk pembelian pemain seperti itu lah yang kini mencekik finansial Barcelona. Klub asal Catalunya tersebut masih berutang 115 juta euro ke sejumlah klub yang terlibat transaksi pemain dengan mereka.
Bartomeu didepak dari posisi presiden Barcelona pada Oktober 2020 dan digantikan Joan Laporta. Pria 59 tahun itu bersama beberapa pejabat klub lainnya kini masih terus melakukan investigasi dan analisis forensik terkait transaksi-transaksi di bawah manajemen sebelumnya.
Permasalahan yang melanda Barcelona pun tak luput dari perhatian Javier Tebas. Bos LaLiga itu menyebut langkah yang diambil Laporta cs sudah tepat.
Tebas juga menilai masalah utama yang sebenarnya dialami Barcelona bukan soal keuangan, melainkan krisis institusional. Dia mengklaim masih finansial Los Cules masih bisa tertangani.
"Tentang Barca saya lebih menekankan kepada krisis institusional ketimbang situasi ekonomi. Semua orang yang tiba (di klub) saat ini membuang sampah-sampah dari periode sebelumnya," kata Tebas kepada L'Equipe, dilansir dari Mundo Deportivo.
"Kami memiliki angka-angka mereka, Barca enggak hampir mati kok. Jika tidak, mereka mana mungkin dapat pinjaman lebih dari 500 juta euro," sambungnya.
"Situasi Barca enggak begitu parah kok, meskipun mereka lebih runyam daripada Madrid," demikian kata Javier Tebas.
(bay/yna)