Ini yang Bikin Presiden LaLiga Heran Banget sama PSG dan Man City

Ini yang Bikin Presiden LaLiga Heran Banget sama PSG dan Man City

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Jumat, 17 Jun 2022 00:35 WIB
PARIS, FRANCE - August 10: Kylian MbappΓ© #7 of Paris Saint-Germain and Lionel Messi #30 of Paris Saint-Germain during the Paris Saint-Germain Vs Bordeaux, French Ligue 1 regular season match at Parc des Princes on March 13th 2022 in Paris, France (Photo by Tim Clayton/Corbis via Getty Images)
Presiden LaLiga menyebut PSG punya pengeluaran gaji yang tak masuk akal. (Foto: Corbis via Getty Images/Tim Clayton - Corbis)
Jakarta -

LaLiga mengajukan komplain ke UEFA karena dugaan pelanggaran Financial Fair Play (FFP). Presiden LaLiga Javier Tebas menjelaskan keheranannya.

Langkah LaLiga mengajukan protes ke UEFA sebenarnya tak mengejutkan. Javier Tebas sudah berulang kali menyoroti cara kerja Paris Saint-Germain dan Manchester City.

Baik PSG maupun Man City punya sokongan dana melimpah dari negara atau yang disebut Sovereign Wealth Fund. PSG didukung dana dari pemerintah Qatar, sedangkan Man City dari Uni Emirat Arab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami melakukan ini (komplain) untuk melindungi ekosistem sepakbola di Eropa. Kami merasa sepakbola Eropa dalam bahaya. Kita belum bisa mendesain sebuah sistem untuk mengontrol klub-klub yang dimiliki negara," kata Javier Tebas dilansir BBC.

Presiden LaLiga tersebut menuding dukungan dana negara membuat PSG dan Man City bisa leluasa mengutak-atik dan memanipulasi keuangan mereka, sehingga tampak sesuai dengan aturan FFP dari UEFA. Ada dua hal utama yang bikin ia heran.

ADVERTISEMENT

"UEFA mengizinkan adanya kerugian karena klub-klub mengurangi turnover. Tapi PSG menaikkan ongkos gaji mereka dengan jumlah luar biasa selama COVID," ungkapnya.

"Gaji mereka buat 2021/2022 itu 600 juta Euro. Ini kan mustahil. Itu tidak termasuk Mbappe lho (kontrak baru). Jelas mereka tidak menerapkan aturan FFP. Ini membahayakan seluruh ekosistem finansial di Eropa."

"Pada satu titik, Man City mendapatkan 68% pemasukan dari pendapatan komersial. Real Madrid itu 54%. Ini kan mustahil. Man City sebagai sebuah merek tidak bernilai setinggi itu. Mereka disanksi, tapi dibatalkan. PSG lebih jelas lagi," tandas Tebas.




(raw/aff)

Hide Ads