Banyaknya Kasus Rasisme di Spanyol, Masihkah FIFA 'Diam'?

Banyaknya Kasus Rasisme di Spanyol, Masihkah FIFA 'Diam'?

Afif Farhan - Sepakbola
Rabu, 24 Mei 2023 13:00 WIB
VALENCIA, SPAIN - MAY 21: Vinicius Junior of Real Madrid reacts after receiving Racist abuse via gestures made by fans during the LaLiga Santander match between Valencia CF and Real Madrid CF at Estadio Mestalla on May 21, 2023 in Valencia, Spain. (Photo by Aitor Alcalde/Getty Images)
Foto: Aitor Alcalde/Getty Images
Jakarta -

Terbaru, Vinicius pemain Real Madrid jadi korban serangan rasial. Itu sudah bukan hal baru di Spanyol, apa FIFA nggak mau beri hukuman tegas?

Vinicius Junior jadi korban serangan rasial saat Real Madrid bertamu ke Valencia, Minggu (21/5). Chant monyet menggema di Stadion Mestalla.

"Seisi stadion meneriakinya 'monyet, monyet, monyet'. Saya sangat sedih. Saya tak pernah melihat hal semacam itu," ujar pengakuan pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) turun tangan. Valencia didenda sebesar 45 ribu (Rp 722 juta) dan tribun Mario Kempes selatan di Stadion Mestalla juga ditutup selama lima pertandingan.

Hukuman penutupan tribun dilakukan kali pertama di musim ini (meski Vinicius Junior sudah setidaknya 10 kali mendapat serangan rasial). Tentu, Valencia akan kehilangan pemasukan karena tidak bisa menjual tiket di bagian tribun tersebut.

ADVERTISEMENT

Pihak kepolisian juga menangkan tujuh orang yang jadi pelaku serangan rasial ke Vinicius. Real Madrid dan pemerintahan Brasil (negara asal Vinicius) malah akan membawa perkara tersebut ke pengadilan!

Sky Sports menganalisis soal kasus rasisme di sepakbola Spanyol. Rasanya, bukan sekali dua kali tiga kali hal itu terjadi. Sudah berkali-kali selama bertahun-tahun!

Lihatlah satu dekade terakhir. Samuel Eto'o ketika berseragam Barcelona pernah diserang rasial dengan suara monyet beberapa kali sejak tahun 2004. Setahun kemudian, Carlos Kameni kipernya Espanyol dilempar pisang yang mana juga pernah terjadi pada Dani Alves (beknya Barcelona).

Zaragoza, SPAIN:  Barcelona's Samuel Eto of Cameroon (C) argues with the referee Esquinas Torres after he suffered racist insults from the crowd during their soccer First Division soccer League match against Zaragoza at the Romareda Stadium  in Zaragoza, 25 February 2006. At (L) teammate Dutch Mark  Van Bommel.    AFP PHOTO/CESAR RANGEL  (Photo credit should read CESAR RANGEL/AFP via Getty Images)Tahun 2006, Samuel Eto'o mau tinggalkan lapangan karena dapat serangan rasial dari suporter Real Zaragoza (Foto: AFP via Getty Images/CESAR RANGEL)

Satu pertanyaan yang belum terjawab, apa tindakan yang benar-benar tegas dari FIFA?

FIFA sudah punya panduan protokol jika ada aksi rasisme di lapangan. Pertama, pertandingan bisa dihentikan. Kedua, pemain bisa meninggalkan lapangan. Ketiga alias terakhir, pertandingan bisa ditangguhkan.

Namun rasanya, protokol itu tidaklah cukup...

FIFA belum memberikan sanksi tegas ke Spanyol terkait kasus-kasus rasisme di kompetisi Laliga. Oleh sebab itu, disinyalir kasus-kasus tersebut masih terus menjamur.

Memang sih, FIFA pernah kasih denda berupa 100 ribu CHF (Franc Swiss) kepada Federasi Sepakbola Spanyol karena serangan rasial dari suporter kepada para pemain Timnas Inggris pada laga persahabatan di tahun 2004. Namun hukuman itu, dinilai terlalu lembek.

Citra Spanyol dengan kasus rasisme di sepakbolanya, bisa jadi bumerang. Sebab, Spanyol dikabarkan mau maju jadi tuan rumah Piala Dunia 2030. Andai kasus rasisme masih ada, Negeri Matador bisa gigit jari.

(aff/krs)

Hide Ads