Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014 dan seolah akan keluar sebagai juara di akhir turnamen dengan dukungan ribuan suporternya. Tanda-tanda itu terlihat setelah keluar sebagai juara Grup A, mengungguli Meksiko, Kroasia, dan Kamerun.
Di babak knock-out, Selecao berhasil menyingkirkan dua negara asal Amerika Latin, yakni Chile di babak 16 besar dan Kolombia di perempatfinal. Brasil kemudian menyisakan pertandingan lagi untuk ke tangga juara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih menjadi juara, bahkan ke final pun tak sanggup setelah dihajar Jerman 1-7 di semifinal. Satu-satunya gol Brasil diciptakan pada menit ke-90 lewat Oscar. Puluhan ribu suporter di Estadio Mineirao pun dibuat mati rasa dengan hasil itu.
Di tengah banyaknya warga Brasil yang ada di dalam stadion, turut hadir Jacksen di tengah-tengah kekecewaan. Dia merasa itu menjadi momen paling mengecewakan dalam hidupnya dari banyaknya kekecewaan terhadap timnas Brasil.
"Sering sekali, apalagi yang kalah 1-7 itu. Istri juga ada di sana, jadi dia tahu persis seperti apa. Itu Piala Dunia serasa berakhir di hari itu juga. Belum 90 menit kita sudah tak punya harapan. Satu negara seolah sudah mati, tidak ada rasa apapun," ujar Jacksen kepada detikSport di Stadion 17 Mei, Banjarmasin.
Baca Juga: Mau Latih Timnas Indonesia Lagi, Jacksen?
"Saya rasa itu menjadi yang paling mendalam. Tahun 1982 saya juga sangat kecewa, tapi saat itu usia masih kecil. Kekalahan 1-7 itu masih dekat sekali, jadi itu menjadi pukulan yang paling berat untuk kita warga Brasil dalam sepakola," dia mengungkapkan kekecewaanya.
Kini, Piala Dunia 2018 tak lama lagi akan bergulir di Rusia. Jacksen berharap timnas Brasil bisa memberi hasil yang lebih baik dari empat tahun lalu.
(ran/fem)