Aksi perusakan itu terjadi pada menit akhir setelah Sriwijaya FC menelan pil pahit saat berlaga melawan Arema FC. Laskar Wong Kito kalah 0-3, Sabtu (21/7/2018). Suporter yang merasa kecewa melepas kursi dan melempar ke arah lapangan.
"Kami sangat kecewa dengan ulah para suporter yang telah merusak kursi yang ada di Gelora Sriwijaya Jakabaring saat laga kemarin sore," kata Pengawas Keamanan dan ketertiban venue di JSC, Rusli Nawi saat dikonfirmasi detikSport, Minggu (22/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah olah TKP tadi malam, kursi rusak sekitar 335. Dari jumlah itu hampir setengahnya tak bisa digunakan, dalam kata lain harus diganti," Rusli menambahkan dengan nada kesal.
Rusli menyebut kursi di stadion dipesan langsung dari luar negeri. Sehingga jika kursi rusak pihaknya harus menunggu lagi untuk pengiriman dan perbaikan.
"Semua kursi yang rusak dipesan di luar, tidak ada di Indonesia. Saya tadi malam sudah sampaikan langsung pada Dinas PU dan Managemen Sriwijaya FC, Dinas PU yang mengerjakan lagi," katanya.
Massa merusak kursi di stadion diduga karena kecewa setelah tim kesayangan mereka kalah telak di kandang sendiri. Laskar Wong Kito memang tengah dilanda krisis.
Sebagai bentuk protesnya, para suporter pun membawa spanduk berukuran besar bertulisakan 'Kick Politic Out Of Footbal' dan 'Instal Ulang Managemen'. Spanduk itu dibentangkan sebagai bentuk protes karena banyak pemain inti Sriwijaya FC yang hengkang.