Dalam acara Mata Najw, Rabu (26/9/2018) malam WIB, Ketua The aJakmania, Ferry Indra Syarif, mengaku jadi salah satu pihak yang bersalah atas permusuhan The Jakmania dengan Bobotoh. Itu karena permusuhan di 2001 dimulai dalam era kepemimpinannya.
Ferry sudah berusaha keras untuk meredakan permusuhan, namun belum juga berhasil. Dia menganggap untuk saat ini internal suporter harus lebih dulu mengurangi instrumen rasial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita hentikan dulu lagu dan atribut rasis, kan, ada regulasinya. Nota damai itu formalitas aja. Dulu Larico (Ranggamone) juga pernah tanda tangan nota damai bareng Heru Joko (Ketua Viking), tapi tidak berhasil," kata Ferry.
"Harusnya ada penegakan hukum baik dari Polisi atau PSSI. Kalau ada lagu rasis ya langsung hukum berat," sambungnya.
Sementara itu, Tobias Ginanjar selaku perwakilan dari Viking memberi pemikirannya. Dia menuntut PSSI sampai pemerintah turun tangan.
"Dari viking sangat kecewa atas kejadian itu. Kami mendorong kepolisian untuk menuntaskannya agar tidak jadi bola liar," kata Tobias.
"Masalah ini sudah rumit dan penyelesaiannya harus komprehensif. Federasi sampai pemerintah harus turun tangan. Sejauh ini perdamaian cuma seremonial. Pembenahan harus sampai ke akar rumput," tegasnya.
(ran/din)