Vigit kerap disebut-sebut dalam dugaan kasus pengaturan skor di sepakbola Indonesia. Namanya kembali muncul dalam Mata Najwa di Trans dengan tema PSSI Bisa Apa? Tapi, hingga saat ini, PSSI tidak pernah mencoba memanggil Vigit untuk menyelidiki atau sekadar meminta informasinya.
Vigit merupakan petinggi dua klub sekaligus--yang dilarang dalam aturan--Kalteng Putra dan PS Mojokerto Putra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gede mengaku hanya sekadar mengetahui sosok Vigit. Tetapi dia tak pernah memiliki hubungan khusus sehingga tidak mengenal lebih dalam.
"Tahu, ya kaya saya tahu Bill Clinton gitu saja. Kaya saya tahu Pak Jokowi, saya tahu fotonya, pernah salama iya tahu. Tapi dia pake baju apa kalau tidur saya tidak tahu. Yang saya tahu, dia laki-laki, orang Jawa Timur,"ujar Gede di sela-sela acara diskusi PSSI Pers bertajuk Citra Negatif Sepakbola Nasional, Jumat (30/11/2018).
"Saya dulu di Persebaya sebagai CEO dan penyandang dana pada saat ISL dan IPL. Lalu pada saat itu di Surabaya ada yang bilang di Persebaya itu tidak perlu ada Pak Gede, karena apa? Karena kita sudah punya duit. Nah waktu itu duitnya saya tarik, karena duitnya sudah keluar dari saya dan saya serahkan ke Mojokerto Putra. Tidak ada siapa-siapa di sana cuma saya dan Bupatinya," ujar Gede.
"Sama kaya Persija di sini, saya ngapain? Saya keluar duit kan cuma senang-senang saja. Buat nyenengin Jakmania. Memang saya ke sini mau jadi Gubernur, tidak ada," katanya.