Klub yang Terlibat Match Fixing Juga Harus Dihukum!

Klub yang Terlibat Match Fixing Juga Harus Dihukum!

Andi Abdullah Sururi - Sepakbola
Sabtu, 01 Des 2018 09:26 WIB
Kasus pengaturan skor kembali menerpa sepakbola Indonesia. Di antaranya terjadi di laga Madura FC vs PSS Sleman di Liga 2. (Foto: Liga Indonesia)
Jakarta - Sepakbola Indonesia kembali diguncang skandal match fixing atau pengaturan skor. Tidak cuma pelaku, klub yang terlibat juga harus dihukum.

Di tengah prestasi Timnas Indonesia yang tidak kunjung membaik, sepakbola nasional kembali diterpa kasus pengaturan skor. Skandal laten ini masih marak terjadi di kompetisi tanah air.

Kini, skandal pengaturan skor menyeret salah satu pejabat di PSSI. Hidayat, anggota Executive Committee PSSI, disebut terlibat dalam pengaturan skor beberapa laga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hidayat dituding terlibat pengaturan skor oleh Bambang Suryo, mantan pelaku pengaturan skor di Indonesia. Hal itu diungkap Bambang Suryo di acara Mata Najwa, Rabu (28/11/2018).




PSSI kini sedang menelusuri skandal ini. Jika terlibat, Hidayat bisa saja dicopot dari jabatannya. Hidayat sendiri sudah siap mundur andai terbukti mengatur skor.

Bicara soal sanksi, PSSI sebaiknya tidak cuma menghukum individu yang terlibat. Hendri Satrio, ketua Perkumpulan Sepakbola Indonesia Juara (SIJ), meminta klub-klub yang terlibat juga dihukum.

"Match Fixing ini harus diterusin jalur-jalurnya, disuruh buka saja kira-kira siapa saja, klub mana saja yang minta tolong sama dia. Kalau dia buka, klub mana saja yang minta tolong sama dia, ketahuan tuh, klub-klub yang sering mainin ngatur skor kaya gini," kata Hendri dalam keterangan persnya, Sabtu (1/12/2018).

Hendri lantas menantang PSSI untuk berani mengambil langkah-langkah strategis guna menanggulangi match fixing. Ia menyarankan federasi mau bekerja sama seperti Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) agar bisa menelusuri aliran dana dalam skandal pengaturan skor.




"Kalau mau strategis, PSSI harus berani mengambil langkah menyeluruh. Termasuk misalnya kerja sama dengan PPATK, untuk menelusuri aliran-aliran dana dari para oknum yang dianggap melakukan pengaturan skor itu, ke wasit misalnya," lanjut Hendri, yang juga pengamat politik itu.

"Coba aja, itu kalau mau menyeluruh. Kan mumpung ada momentumnya untuk bersih-bersih, jadi dilihat, sehingga ini kan bisa jadi nilai plus kepengurusan Edy Rahmayadi kalau berani melakukan terobosan ini. Untuk memperbaiki sepakbola Indonesia, mafianya juga diberantas."

"Jadi gak cuma prestasi saja yang dikejar, tapi juga pertandingan kompetisi yang bersih, yang gak penuh kecurangan," tegasnya.


(yna/rin)

Hide Ads