Nama Vigit ramai dibicarakan setelah mantan runer pengaturan skor, Bambang Suryo, menyebutnya sebagai orang penting dalam kasus pengaturan skor.
Pengelola klub PSMP Mojokerto dan Kalteng Putra itu juga dimunculkan menyusul kasus pengaturan skor di kompetisi Liga 1 dan Liga 2, yang juga melibatkan salah satu Komite Eksekutif PSSI, Hidayat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saking lekatnya nama Vigit di sepakbola Indonesia, sampai-sampai Pelatih timnas U-16, Fakhri Husaini, mengatakan semua pemain bola dan pelatih Indonesia pasti tahu Vigit itu siapa.
Tapi hal itu tak berlaku untuk Komite Eksekutif PSSI Gusti Randa. Gusti yang berkecimpung di federasi sejak lama mengaku tak mengenal Vigit.
Pertanyaan yang sama juga dilontarkan kepada Tisha. Perempuan berusia 33 tahun ini juga menolak jika harus menanggapi adu argumen yang terjadi di ruang publik. Dia memilih mencari solusi kasus pengaturan skor.
"PSSI mengilangkan saling tanggap menanggapi di ruang publik, tapi kami selalu bertemu dan berkoordinasi dan memecahkan masalah secara bersama-sama dan tidak untuk saling menanggapi di ruang publik," kata Tisha dalam acara diskusi yang digagas PSSI Pers di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (30/11/2018).
"Seluruh pelanggaran disiplin sudah diatur dalam kode disiplin dan pastilah yang melanggar itu akan dipanggil Komisi Disiplin, dan akan diadili serta mendapat ganjaran sesuai kode disiplin yang berlaku," dia menambahkan.
"Apabila hal itu dirasa perlu lebih lagi, maka akan dilaporkan kepada kepolisian. Dan itu itu sudah ada prosedurnya dan tidak arenanya di sini apalagi dalam diskusi ini."
"Kedua, saya tidak kenal dan tidak pernah bertemu (Vigit). Dan menurut saya apabila ini diskusinya mengenai bagaimana citra sepakbola nasional harus sama-sama kita perbaiki," tegasnya.