Maraknya kasus pengaturan skor terjadi di Liga 1 dan Liga 2. Beberapa pertandingan diduga kuat telah diatur oleh mafia yang berada di belakangnya.
PSSI telah menghukum komite eksekutif (exco) PSSI, Hidayat, setelah muncul tudingan match fixing di laga Madura FC dengan PSS Sleman. Tapi, petinggi PSS dan Kalteng Putra juga bekas bos Deltras Sidoarjo, Persewangi Banyuwangi, dan Persebaya Dvisi Utama (dalam prosesnya menjadi Bhayangkara FC), Vigit Waluyo, yang disebut sebagai salah satu sosok penting dalam pengaturan skor di sepakbola Indonesia pada Mata Nahwa PSSI Bisa Apa yang tayang di Trans7 tak tersentuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ismed menilai PSSI tak bsia bekerja sendirian. PSSI seharusnya terbuka dengan melibatkan kepolisian secara langsung karena masalah tersebut menjurus ke kriminal.
"Saya semenjak berkarier di sepakbola profesional, saya tidak pernah dihubungi siapa-siapapun ya seperti mafia bola. Tapi, sebagai pemain aku berharap mafia-mafia ini harus diusut tuntas," ujar Ismed kepada detikSport, Selasa (4/12/2018).
"Harus dilibatkan polisi, jangan cuma federasi karena ini menyangkut kriminal saya bilang karena harus ada efek jera, tidak boleh disepelekan," kata dia.
"Ini masalah berat banget karena menyangkut nama baik, pencemaran nama baik. Kalau melibatkan pemain misalnya, saya setuju agar dipenjarakan agar ada efek jera. Maka otomatis yang lain akan mikir seandainya yang lain ingin melakukan seperti pengaturan skor," dia menegaskan.