Manajer Portugal itu diberhentikan pada Desember 2018 setelah start buruk di awal musim. Posisinya kemudian digantikan oleh Ole Gunner Solskjaer, yang didapuk sebagai manajer interim sampai akhir musim.
Terlepas dari kesuksesan meraih tiga trofi di musim pertamanya di MU, era Mourinho penuh kontroversi. Pelatih berusia 55 tahun itu tidak segan mengkritik para pemainnya sendiri sehingga menciptakan suasana ruang ganti yang kurang. Mourinho juga tidak akur dengan manajemen klub karena merasa kurang didukung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasa dia (Mourinho) memang tidak ingin berada di MU," ucap Scholes kepada TV2, yang dikutip Daily Mail. "Dia merekayasa kepergian dengan sempurna pada akhirnya."
"Konferensi-konferensi pers dia memalukan, begitu negatif, sudah jelas para pemain tidak ingin bermain untuk dia. Hal yang benar terjadi pada akhirnya."
"Saya hanya terus terang tentang pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan kepada saya dan apa yang saya rasakan dari melihat si manajer," simpul Scholes.
Baca juga: Mourinho Belum Mau Pensiun |
"Dia mengeluh sangat dini, di pramusim, mengatakan bahwa para pemain tidak cukup bagus, yang tidak saya sukai dari awal."
Antonio Valencia menjadi salah satu pemain yang kurang akur dengan Mourinho. Menurut Scholes, itu menjadi pertanda ada yang tidak beres di ruang ganti.
"Dia bermusuhan dengan Antonio Valencia, yang adalah orang paling menyenangkan di dunia. Mustahil bisa bermusuhan dengan Antonio Valencia. Jadi itu adalah sebuah pertanda buruk bagi saya, bahwa ada yang tidak beres," sembur peraih 11 medali juara Premier League bersama MU ini.
Mourinho telah menerima kompensasi atas pemecatannya senilai 15 juta pound sterling (Rp 269 miliar) dari MU. Namun, kabarnya Mourinho tidak diperbolehkan membicarakan tentang pemecatannya di depan publik. (rin/nds)